Dark/Light Mode

Kisruh Sriwijaya, Dua Direksi Mundur

Senin, 30 September 2019 16:28 WIB
Direktur Operasi Sriwijaya Air Fajar Semiarto dan Direktur Teknik Sriwijaya Romdani Ardaki Adang. (Foto: Ist)
Direktur Operasi Sriwijaya Air Fajar Semiarto dan Direktur Teknik Sriwijaya Romdani Ardaki Adang. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Buntut kisruh Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia, dua direksi Sriwijaya Air menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya. Dua orang tersebut adalah Direktur Operasi Sriwijaya Air Fajar Semiarto dan Direktur Teknik Sriwijaya Romdani Ardaki Adang. 

Mereka menyatakan mundur dari jabatannya mulai Senin (30/9). Keduanya mengatakan, mengundurkan diri untuk menghindari konflik kepentingan setelah Sriwijaya pecah kongsi dengan Garuda Indonesia.

Baca juga : Kondisi Memburuk, Nasib Sriwijaya Ditentukan Hari Ini

“Kami berdua mengundurkan diri dari posisi kami untuk menghindari conflict of interest karena dari sisi kru, ada dualisme kepemimpinan," kata Fajar di kawasan, Sabang, Jakarta Pusat, Senin, (30/9).

Fajar mengaku, sudah kesulitan berkoordinasi dengan perusahaan karena sebelumnya sempat terjadi dualisme kepemimpinan. Adapun dualisme terjadi setelah pemegang saham mengangkat pelaksana harian dan pelaksana tugas untuk menggantikan direktur dari Garuda Indonesia yang menjabat di Sriwijaya.

Baca juga : Diserang Hoax, Pelayanan Sriwijaya Air Tetap Beroperasi Normal

Menurutnya, dualisme kepemimpinan ini membuat kondisi operasional pesawat memburuk. Berdasarkan proses identifikasi dan pengendalian risiko atau Hira, seluruh poin menunjukkan kondisi perusahaan dan operasional maskapai telah memasuki tahap 4A-5A atau memasuki ambang merah. 

Artinya, dampak gangguan ini terjadi untuk beberapa aktivitas. Dua di antaranya adalah produksi maskapai yang terus menurun dan kondisi finansial yang melemah.

Baca juga : Kunyit Garut Potensial untuk Diekspor

Apalagi, konflik dengan Garuda Indonesia juga membuat Garuda Maintenance Facility (GMF) dan Gapura Angkasa menarik diri. Akibatnya perusahaan tidak lagi memiliki kerja sama dengan entitas perbaikan dan pemeliharaan pesawat. "Kami peduli terhadap keamanan penerbangan. Sejak putus dengan GMF, kondisi spareparts kami terseok-seok," tuturnya.

Romdani menambahkan, situasi Hira yang merah ini berpotensi membahayakan penerbangan. "Dari sisi pesawat yang dirawat dengan kondisi yang limited berpotensi terjadi hal yang di luar perkiraan," ujarnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.