Dark/Light Mode

Yeay! Penghasilan Petani Kopi Di Solok Naik 3 Kali Lipat, Lewat Rumah Produksi

Jumat, 27 Oktober 2023 21:36 WIB
Yeay! Penghasilan Petani Kopi Di Solok Naik 3 Kali Lipat, Lewat Rumah Produksi

RM.id  Rakyat Merdeka - Rumah produksi kopi di Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) sukses meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat sekitar.

Sebab, hasil panen kopi tidak lagi harus dijual ke luar dengan harga murah. Melainkan langsung bisa diolah di rumah produksi kopi. Nilai jualnya naik tiga kali lipat.

Hal itu diakui oleh Ketua Kelompok Tani Kopi Kayu Aro. Ia mengaku sangat terbantu dengan keberadaan rumah produksi tersebut. Menurutnya, manfaat tidak hanya dirasakan oleh kelompok tani saja tetapi juga masyarakat sekitar.

Saat ini, dengan adanya rumah produksi kopi, para petani bisa menjual panen kopi dengan mengikuti harga pasar. Karena petani sudah bisa mengelola ceri kopi merah menjadi grean bean. 

Baca juga : Laris Manis, Produk Olahraga Di Tokopedia Naik 2 Kali Lipat

"Berapa harga pasaran, kami juga membeli dengan harga segitu," kata Dori.

Rumah produksi kopi ini adalah salah satu program tanggung jawab sosial (CSR) PT Tirta Investama atau Aqua Solok. Program lain juga diberikan dalam bentuk pelatihan, pendampingan hingga pengembangan teknik pembibitan dan tanam kepada kelompok tani di wilayah tersebut. Seperti pengembangan kebun stroberi, budidaya maggot, penanaman kopi hingga sayuran aquaponik.

Kepala Cabang Human Initiative (HI) Sumbar, Mitra Pelaksana CSR AQUA Solok, Defri Hanas menjelaskan bahwa para petani di Kayu Aro dapat menjual langsung hasil panen ke rumah produksi kopi dengan harga yang lebih kompetitif.

Jika sebelumnya, hasil panen kopi hanya di jual Rp 35 ribu/kg green bean ke pengepul. Sekarang para petani sudah bisa menjual dengan standar kafe menjadi Rp 110 ribu/kg green bean.

Baca juga : Temui Presiden Putin, Kim Jong Un Tiba Di Rusia Naik Kereta Anti Peluru

"Jadi ada tiga kali lipat peningkatan nilai jual," kata Kepala Cabang HI Sumbar Defri Hanas.

Defri mengatakan, dalam bisnis kopi selama ini yang paling diuntungkan adalah pemain tengah seperti pengepul dan tengkulak.

Keberadaan rumah produksi kopi membuat para petani menjadi pemain tengah karena mampu mengelola langsung hasil panen mereka.

"Jadi akan ada benefit yang lebih besar dan ada value peningkatan nilai ekonomi. Dengan begitu, anggota kelompok sejahtera, petani sekitar jauh sejahtera," katanya.

Baca juga : KPK: Penggeledahan Di Kemenaker Terkait Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

Dia menjelaskan, permintaan kopi yang masuk ialah 1 ton grean bean. Sementara produksi mereka baru 20-40 kilogram dalam dua minggu sejak dibuka.

"Target kita adalah satu ton satu bulan. Kita akan hitung berapa produksi kopi di Kayu Aro, jika tidak memenuhi kita akan ambil dari luar," tandasnya.

Ia berharap, edukasi menanam, merawat hingga memanen kopi yang diberikan mampu meningkatkan ketahanan pangan serta ekonomi petani dan masyarakat sekitar. 

Kegiatan ini diharapkan dapat mengispirasi masyarakat lain terpacu juga bertanam kopi sehingga tercipta kawasan kopi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.