Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tembus Rp 10.155 T Dan Terbesar Di Asia
Hore, Aset BUMN Kita Sudah Salip Temasek
Jumat, 17 November 2023 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai 652 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 10.155 triliun hingga Maret 2023. Angka tersebut menjadi capaian tertinggi bagi perusahaan pelat merah, bahkan mengalahkan BUMN asal Singapura, Temasek.
Pasalnya, di periode yang sama, Temasek Holdings Limited memiliki nilai portofolio bersih yang mencakup investasi, aset, dan liabilitas sebesar 284,65 miliar dolar AS atau sebesar Rp 3.901,3 triliun.
Baca juga : 196 Pengungsi Rohingya Terdampar Di Aceh, Kemlu Buka Suara
Menurut Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, suksesnya Kementerian BUMN meningkatkan jumlah aset, karena performa kinerja perusahaan yang yahud. Terutama BUMN sektor keuangan, seperti Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan beberapa perusahaan minyak dan gas milik negara.
“Jika dikatakan melampaui Temasek bisa saja. Karena jumlahnya masih terus meningkat. Sudah selayaknya BUMN kita tumbuh melebihi BUMN negara Asia lainnya,” ucap Tauhid kepada Rakyat Merdeka, Kamis (16/11/2023).
Baca juga : Beredar Video Anak Ditawan Di Gaza, Bos UNICEF Minta Semua Sandera Dibebaskan
Tak hanya dari aset, sambung Tauhid, kontribusi dividen untuk negara juga kian meningkat setiap tahunnya. Dia yakin, BUMN masih memiliki potensi lebih besar lagi dalam kontribusi untuk negara.
Menurut Tauhid, peningkatan aset, laba dan dividen BUMN yang cukup signifikan menunjukkan proses transformasi bisnis dan restrukturisasi organisasi telah berjalan sesuai roadmap atau peta jalan Kementerian BUMN.
Baca juga : Jokowi: Mimpi Besar Kita Terlaksana
Untuk itu, dia menekankan, transformasi menjadi langkah tepat dalam mengikis ketimpangan antar BUMN. Pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kinerja. Apalagi, dia menggarisbawahi, yang menyumbang dividen besar hanya perusahaan yang itu-itu saja.
“Kontribusi BUMN selama ini hanya berasal dari sejumlah perusahaan besar, seperti PLN, Pertamina (Persero) dan Himbara. Sementara yang lain belum signifikan,” ungkap Tauhid.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya