Dark/Light Mode

Kerugian Tembus Rp 5 Triliun

Masyarakat Kita Gampang Tergoda Investasi Bodong

Sabtu, 24 Juni 2023 07:30 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. (Foto: Dok. OJK)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. (Foto: Dok. OJK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu menggenjot literasi keuangan kepada masyarakat. Cara tersebut dinilai efektif mengurangi korban kejahatan investasi bodong.

OJK menyebut, kerugian masyarakat akibat investasi ilegal atau investasi bodong mencapai Rp 5 triliun, dalam 7-8 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan investasi bodong masih marak meskipun OJK melalui Satgas Waspada Investasi (SWI) sudah menutup lebih dari 5.500 penawaran in­vestasi bodong.

Menyoal ini, Pengamat Keuangan dan Perbankan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Paul Su­taryono menilai, masih maraknya kasus investasi bodong disebab­kan oleh rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat.

Baca juga : Pertamina Ajak Masyarakat Jaga Kelestarian Lingkungan

Tak hanya itu, sambung Paul, faktor yang menyebabkan masih banyaknya korban investasi bodong karena rendahnya ke­biasaan membaca masyarakat terkait penawaran layanan keuangan.

Karena itu, Paul mendorong, agar OJK dan bank, serta lem­baga keuangan nonbank agar terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai produk dan jasa perbankan, investasi dan keuangan.

“Langkah ini dapat mengerek tingkat literasi keuangan konsumen. Dengan demikian, kasus-kasus investasi bodong dapat ditekan sedemikian rendah,” kata Paul kepada Rakyat Merde­ka, kemarin.

Baca juga : Kowarteg Indonesia Gelar Pelatihan Produssi Kue

Paul mengatakan, penawaran investasi bodong kerap diwarnai dengan iming-iming keuntungan tinggi dalam waktu singkat dan menjanjikan investasi tanpa risiko. Dan, tak jarang, para korban ter­goda iming-iming tersebut.

“Masyarakat harus memas­tikan lembaga keuangan yang terdaftar dan/atau memiliki izin dari OJK, sebelum investasi. Pe­nyedia investasi ilegal biasanya tidak memberikan informasi yang jelas atau menghindari pertanyaan-pertanyaan kritis dari konsumen,” saran Paul.

Terpisah, peneliti senior dari lembaga think-tank Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Etikah Karyani Su­wondo mengatakan, agar terhin­dar dari target investasi bodong, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap tawaran bunga tinggi dan harus menge­tahui profil risiko investasi.

Baca juga : Kejaksaan Diingatkan Terkait Temuan BPK

“Para pelaku kejahatan investasi bodong ini juga biasanya merasa mampu mengelola risiko,” ujar Etikah di Jakarta, Kamis (22/6).

Etikah menambahkan, tingkat pendidikan yang tinggi bukan jaminan bagi seseorang untuk terhindar dari jerat investasi bodong. Terlebih lagi jika belum memiliki tingkat literasi keuangan secara baik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.