Dark/Light Mode

Penerimaan Negara Capai Target

Jokowi: Jangan Sampai Terlena

Selasa, 8 Januari 2019 13:55 WIB
Presiden Jokowi (kanan) saat membuka Sidang Kabinet Paripurna Perdana 2019 dengan para menteri di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/1). (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka) 
Presiden Jokowi (kanan) saat membuka Sidang Kabinet Paripurna Perdana 2019 dengan para menteri di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/1). (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka) 

 Sebelumnya 
Jokowi memuji penerimaan negara yang melampaui target. Yakni, tercatat sebesar Rp 1.942,3 triliun. Kemudian, belanja negara untuk mendukung target pembangunan juga sangat optimal, mencapai 99,2 persen.  Jokowi meminta, jajarannya tidak terlena dan terus melakukan konsolidasi dalam menghadapi gejolak ekonomi. 

Baca juga : Jokowi Minta Penanganan Bencana Diperkuat

“Sekali lagi, jangan terlena, saya minta konsolidasi antara sektor riil, dunia usaha, dunia industri dengan moneter, dengan fiskal yang sudah dirancang terkonsolidasi dengan baik,” tegasnya.  Jokowi menuturkan, konsolidasi penting untuk menghasilkan langkah-langkah tegas dan konsisten dalam pengendalian impor, memacu ekspor, dan meningkatkan arus modal masuk ke negara. 
Jokowi mengungkapkan, pada tahun ini, akan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi. 

Baca juga : Bima Arya Cium Tangan Kiai Ma’ruf

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, capaian ekonomi Indonesia pada tahun 2018 sudah cukup baik. Karena, sepanjang tahun 2018 Indonesia menghadapi tantangan perekonomian yang cukup berat baik internal maupun eksternal. Namun demikian, Indonesia terbukti mampu bertahan untuk mengatasi sejumlah tantangan itu. 

Baca juga : Misbakhun: Ini Buah Jokowi Bangun Kedaulatan Ekonomi

“Tahun 2018 yang lalu bukanlah tahun yang mudah. Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan internal seperti defisit transaksi berjalan, maupun tantangan eksternal dalam bentuk ketidak-pastian global dan gejolak ekonomi dunia yang dipicu oleh normalisasi kebijakan moneter AS, perang dagang AS dan China, dan penurunan harga komoditas global,” tuturnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.