Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Bank Lebih Banyak Beli Surat Berharga
Jokowi: Perputaran Uang Di Sektor Riil Makin Kering
Jumat, 1 Desember 2023 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mendorong industri keuangan agar lebih besar menyalurkan kredit ke sektor riil. Sebab, belakangan ini, perbankan lebih banyak mengucurkan dana untuk membeli surat berharga.
Jokowi mengingatkan, agar likuiditas yang diberikan Pemerintah ke perbankan, tidak dihabiskan untuk membeli instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), seperti Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI, dan Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI).
“Kredit jangan terlalu hati-hati. Kredit harus berputar di sektor riil. Tetapi antisipasi terhadap skenario ke depan, cepat respons perubahan ke depan,” tegas Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) bertajuk Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional di Jakarta, Rabu (29/11).
Baca juga : Banyak Guru Stres Berat, Jokowi Colek Nadiem
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan pesan kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, tentang peredaran uang yang tidak memenuhi ekspetasi.
Jokowi mengungkapkan, pihaknya mendengar keluhan para pelaku usaha, terkait peredaran uang yang makin kering. Presiden menduga, salah satu penyebabnya karena likuiditas bank terlalu banyak dipakai beli SBN, SRBI, atau SVBI, sehingga yang masuk ke sektor riil menjadi bekurang.
“Meskipun boleh-boleh saja (beli SBNdan lain-lain), tetapi tetap diperhatikan juga sektor riil, agar lebih baik dari tahun lalu,” imbaunya.
Baca juga : Perkuat Lagi Sektor Pertanian
Sebagai informasi, per Oktober 2023, kredit perbankan hanya tumbuh 8,99 persen secara tahunan (year on year/yoy), naik tipis dibandingkan September 2023 yang tercatat 8,96 persen yoy. Artinya, tren kredit perbankan melambat sepanjang tahun ini. Padahal tahun lalu, kredit tumbuh 11,35 persen secara tahunan (yoy).
Kredit yang melambat akhirnya berimbas kepada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ikut berjalan bak keong.
Diproyeksi hingga akhir tahun ini, DPKdan kredit sama-sama melambat. Pertumbuhan konsumsi masyarakat juga melambat 5,06 yoy pada kuartal III-2023 dibandingkan 5,22 persen pada kuartal II-2023.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya