Dark/Light Mode

COP28 Dubai

Mau Transisi Energi Berjalan Mulus? Kuncinya, Kemitraan Strategis

Jumat, 1 Desember 2023 14:16 WIB
Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam sesi talk show COP28 di Expo City, Dubai, UEA, Kamis (30/11/2023). (Foto: YouTube)
Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam sesi talk show COP28 di Expo City, Dubai, UEA, Kamis (30/11/2023). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia masih membuka lebar-lebar pintu kemitraan strategis, untuk memuluskan transisi energi yang saat ini sedang berjalan.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, pada sesi talk show H.2 Increasing Ambitions in Renewable Energy Targets for NDC Acceleration dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (30/11/2023).

“Kemitraan strategis adalah elemen penting dalam mewujudkan dan mempercepat transisi energi di Indonesia. Meski Indonesia memiliki potensi yang besar, hambatan dan tantangan akan selalu ada,” kata Nicke, Kamis (30/11/2023).

Nicke pun memaparkan lima hambatan transisi energi yang dapat diatasi secara efektif, melalui kemitraan strategis. Berikut rinciannya:

1. Akses ke Pembiayaan Kompetitif

Baca juga : Kemenko PMK: Pemuda Harus Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi Berkeadilan

Nicke menyebut, kunci untuk mengatasi tantangan ini terletak pada pengembangan mekanisme pembiayaan yang kompetitif, melalui investasi kolaboratif dan penyediaan pinjaman berbunga rendah. Di samping mendorong partisipasi sektor swasta, dan meningkatkan investasi di bidang energi terbarukan.

2. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat dicapai melalui pengembangan dan transfer teknologi, ilmu pengetahuan, serta penelitian bersama tentang teknologi bersih dan inovatif. Semua itu dapat membantu Indonesia melompat di bidang ini.

3. Pendanaan untuk Pengembangan Tahap Awal

“Pendanaan ini bisa dilakukan melalui program hibah, yang didukung pemerintah internasional. Bisa juga, dengan melibatkan lembaga lokal dan organisasi penelitian untuk melakukan proyek yang mempromosikan investasi terbarukan,” jelas Nicke.

Baca juga : DPR Apresiasi Kinerja Dan Kesiapan Nataru Pertamina

4. Pengembangan Kapasitas SDM

Kapasitas SDM dapat ditingkatkan melalui program pelatihan, lokakarya, dan inisiatif pertukaran.

Profesional Indonesia harus banyak belajar dari best practises global.

Program beasiswa dan kemitraan pendidikan dengan institusi dan universitas, juga dapat meningkatkan upaya pembangunan kapasitas SDM.

5. Kerangka Regulasi

Baca juga : KPI Komitmen Jaga Pasokan BBM Dan LPG

Nicke berpendapat, Indonesia perlu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas dalam mitigasi dan adaptasi. Serta dalam mobilisasi sumber daya melalui kerangka peraturan, kebijakan, dan tindakan yang sesuai.

"Penting bagi kita untuk mengembangkan nationally determined contribution (NDC) atau kontribusi nasional yang ditetapkan, beserta peta jalan pengurangan emisi per sektor, subsektor dan entitas (perusahaan) setiap tahun. Supaya kebutuhan kredit karbon setiap perusahaan dapat dihitung dengan jelas. Ini juga akan memungkinkan kita, untuk memperdagangkan kredit karbon antara perusahaan di sub-sektor (atau sektor) yang berbeda," terang Nicke.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.