Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hadiri World Economic Forum
Sunarso: BRI Udah Sejalan Dengan Agenda WEF 2024
Kamis, 18 Januari 2024 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso menghadiri World Economic Forum (WEF) 2024 di Davos, Swiss. Ditegaskannya, perseroan sudah sejalan dengan agenda yang diusung gelaran internasional tersebut.
WEF yang digelar pada 15-19 Januari 2024 ini, mengusung tema Rebuilding Trust dengan empat agenda prioritas.
Yakni terkait keamanan dunia (Achieving Cooperation and Security in a Fractured World), penciptaan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja (Creating Growth and Jobs for New Era), penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk mendorong ekonomi Masyarakat.
Baca juga : Hore, Man City Juara Piala Dunia Antarklub 2023
Serta tema keberlanjutan terkait perubahan iklim, alam dan energi (A Long Term Strategy for Climate, Nature and Energy).
Sunarso mengungkapkan, dari empat agenda tersebut, tiga topik di antaranya sejalan dengan apa yang selama ini BRI lakukan.
Tiga topik tersebut adalah creating growth & jobs, penggunaan AI, dan strategy for climate, nature and energy.
Baca juga : Menlu: Kerja Sama Ekonomi Jadi Fokus Hubungan Bilateral Dengan 10 Negara Sahabat
Namun kali ini Sunarso akan lebih fokus membahas satu tema yang sangat relate dan relevan dengan BRI. Yaitu yang berkaitan pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah), atau masuk dalam tema creating growth and jobs for new era.
Sunarso menyebutkan, sesuai kajian Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ) pada 2023, dalam dua dekade ke depan, tepatnya pada 2045 Indonesia akan mencapai usia emas 100 tahun.
Dan pada 2041, Indonesia diperkirakan dapat menjadi negara berpendapatan tinggi (high income), dengan syarat rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen.
Baca juga : Mardiono Minta PPP Sumut Kerja Sama Dengan Parpol Koalisi Menangkan Pemilu 2024
Namun demikian, sesuai dengan yang diungkapkan LPEM FEB UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) pada 2023, karena kondisi perekonomian global yang kurang mendukung, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5 persen per tahun, pertumbuhan kredit nasional pun tidak lebih dari 15 persen, dan tingkat kemiskinan ekstrem persisten di angka 1,7 persen.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Sunarso menegaskan diperlukan mesin pertumbuhan ekonomi baru agar Indonesia dapat tumbuh lebih cepat yang bersifat inklusif.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya