Dark/Light Mode

Tekan Emisi Karbon Hingga 132 Juta Ton, Mandatori Biodiesel Hemat Devisa Rp122 Triliun

Selasa, 27 Februari 2024 16:22 WIB
Plt. Dirjen EBTKE Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian (ESDM) Jisman P. Hutajulu. (Foto: Istimewa)
Plt. Dirjen EBTKE Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian (ESDM) Jisman P. Hutajulu. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bioenergi sebagai salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) sangat berperan penting dalam target pengurangan emisi karbon (net zero emission) yang ditargetkan tercapai pada 2060.

Kontribusi sektor EBT dalam bauran energi nasional mencapai 13,2 persen di mana bioenergi berkontribusi 7,7 persen atau 60 persen dari total bauran energi.

Plt. Dirjen EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ) Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu dalam pembukaan Seminar Tantangan Industri Bioenergi yang diselenggarakan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

“Kementerian ESDM mengapresiasi Seminar Tantangan Industri Bioenergi yang dilakukan APROBI dalam menghadapi tantangan dan peluang sektor bionergi," ujar Jisman dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024).

Seminar Tantangan Industri Bionergi terbagi atas tiga sesi yang membahas topik Update Perkembangan EUDR, Percepatan Implementasi ISPO Hilir, dan Update Program Bioenergi.

Baca juga : Luhut: Subsidi Energi Bakal Hemat Rp 50 T

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku usaha menjadi keberhasilan pengembangan serta kontribusi bioenergi bagi kepentingan bersama.

Jisman mengatakan bahwa program biodiesel telah menghemat devisa negara sebesar lebih Rp122 triliun pada 2023.

“Salah satu bioenergi yang besar adalah penyediaan dan pemanfaatan biodiesel, dimana pada 2023 telah disalurkan biodiesel untuk domestik 12,3 juta kilo liter yang dapat menghemat devisa negara sekitar lebih dari Rp122 triliun.

Dan penurunan gas rumah kaca sebesar 132 juta ton CO2,” ujar Jisman.

Dalam paparannya, Jisman mengatakan bahwa Indonesia memiliki dua komitmen utama terhadap mitigasi perubahan iklim yang harus dicapai.

Baca juga : Setoran Dividen BUMN Ke Kantong Negara Tembus Rp 81 Triliun

Menurutnya, bioenergi sebagai salah satu sumber EBT mempunyai peranan yang sangat penting dalam menuju net zero emission.

Bioenergi bukan hanya sebagai sumber EBT tapi juga bagian strategi integral untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan keberlanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif sebagai energi terbarukan.

“Bioenergi yang terdiri dari biomassa, biogas dan bahan bakar nabati dapat menggantikan semua energi fosil di semua sektor terkait pembangkit listrik, bahan baku industri, transportasi, komersil dan rumah tangga,” jelas Jisman.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum APROBI Catra de Thouars mengakui bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kehadiran sektor bioenergi yang telah menginjak usia dua dekade.

"Sektor bioenergi khususnya biodiesel dan Indonesia terbilang paling maju di dunia," ujr Catra.

Baca juga : WSBP Terbitkan 2 OWK Total Senilai Rp 1,85 Triliun

Menurutnya, dari sebelumnya yang tidak ada mandatori sama sekali hingga ada mandatori pencampuran biodiesel untuk sektor PSO B35 hingga saat implementasi mandatori B35 untuk seluruh sektor yang merupakan pencampuran biodiesel paling maju di dunia.

"Bioenergi punya manfaat positif yang dapat digunakan masyarakat dari pengembangan industri bioenergi seperti biodiesel, bioethanol, bioavtur dan masih banyak yang siap dikembangkan di Indonesia," ujar Catra.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.