Dark/Light Mode

Oversubscribed Hingga 13,6 Kali, IPO Amman Mineral Capai Rp 10,7 Triliun

Jumat, 7 Juli 2023 13:36 WIB
Amman Mineral Internasional resmi mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia BEI, Jakarta, Jumat (7/7). (Foto: Irma Yulia/Rakyat Merdeka)
Amman Mineral Internasional resmi mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia BEI, Jakarta, Jumat (7/7). (Foto: Irma Yulia/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar, setelah resmi mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (7/7).

Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie mengatakan, pihaknya menerbitkan 6,32 miliar saham biasa atau setara 8,8 persen saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Innitial Public Offering (IPO), dengan harga penawaran sebesar Rp 1.695 setiap saham.

"Hingga saat ini, nilai penawaran umum perdana saham sebesar Rp 10,73 triliun, merupakan IPO terbesar di Indonesia tahun 2023," ujar Alexander, di Jakarta, Jumat (7/7).

Ia meyakini, prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif, karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia.

Menurutnya, peningkatan ini terjadi, seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik.

Baca juga : Gelar RUPST 2022, Telkom Akses Catatkan Pendapatan Rp 8,7 Triliun

"Kami melihat, dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia,” katanya.

Mengutip dari data Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia, bila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang.

Per 31 Desember 2022, data cadangan bijih emiten berkode saham AMMN ini, yaitu untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang, sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee), sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.

Di samping itu, melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8, yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030.

Selain itu, perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046.

Baca juga : Green Bond Bank Mandiri Oversubscribed 3,74 Kali, Incar Dana Rp 5 Triliun

Ia optimistis, IPO ini juga menjadi salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis perseroan yang berkelanjutan.

Karenanya, pihaknya akan menggunakan dana IPO tersebut untuk melakukan sejumlah proyek ekspansi.

Pihaknya juga akan menggunakan dana sebesar Rp 1,79 triliun, sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lalu, dana sebesar Rp 3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Sedangkan, sisa dana IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT sehingga bisa membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.

"Kami mengapresiasi, dukungan dari berbagai investor, baik institusi maupun ritel pada saat masa penawaran awal (bookbuilding) dan saat penawaran umum kepada publik," imbuhnya.

Baca juga : Kasus Ricky Ham Pagawak, KPK Sita Aset Senilai Rp 210 Miliar

Sebelumnya, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana menyampaikan, sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek menyatakan, terjadi kelebihan permintaan ata oversubscription dalam Penawaran Umum Perdana Saham AMMN, yang terlihat dari proses penawaran umum yang berlangsung pada 3-5 Juli 2023.

“Minat investor dalam Penjatahan Terpusat (Pooling) juga cukup tinggi, terlihat dari jumlah kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 13,6 kali, dengan jumlah investor lebih dari 27.000 orang," ungkapnya, melalui siaran pers, Kamis (6/7).

Pooling size juga meningkat dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO AMMN sebagai dampak dari oversubscription tersebut.

Sejumlah sekuritas yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek IPO AMMN, yakni PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.