Dark/Light Mode

Cost Optimization Capai Rp 19,4 Triliun

Top, Kinerja Pertamina Makin Gesit Dan Lincah

Rabu, 13 Maret 2024 07:05 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) berhasil meraih efisiensi biaya dan peningkatan laba hingga 1,25 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 19,42 triliun pada tahun 2023. Kinerja kinclong itu didapat buah hasil melaksanakan inovasi teknologi, dan sinergi entitas.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, capaian tersebut berasal dari program Cost Optimization yang dijalankan di seluruh Pertamina Group.

Nicke bilang, sepanjang 2023, perseroan menjalankan 301 program Cost Optimization, yakni mulai dari strategi finansial maupun operasional.

“Hal ini menunjukkan kinerja bisnis perusahaan energi plat merah kini semakin gesit, lincah dan efisien,” kata Nicke di Jakarta, Senin (11/3/2024).

Baca juga : Anggaran Subsidi Hemat 60 Persen

Nicke menyampaikan apr­esiasinya kepada seluruh tim, yang memberikan kontribusi luar biasa untuk mencapai hasil ini. Keberhasilan ini, merupakan bukti bahwa Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.

Nicke menjelaskan, upaya ini tidak sekadar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan me­ningkatkan model operasional secara menyeluruh.

“Dampaknya luar biasa. Ta­hun 2023 seluruh program cost optimization di Pertamina Group berkontribusi hingga 1,25 miliar dolar AS,” ujarnya.

Ia menekankan, keberhasilan dalam optimasi biaya sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan.

Baca juga : Pembelian Motor Patwal VVIP Sebaiknya Ditunda

Dengan operasi yang lebih efisien, Pertamina mampu mengoptimalkan potensi pendapatan yang lebih besar.

“Pertamina kini semakin ko­koh untuk terus berinovasi, men­jaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya se­bagai pemimpin di sektor energi di Indonesia,” tegas Nicke.

Ia membeberkan, beragam program inovasi terbaik yang telah dijalankan Pertamina, baik di hulu, pengolahan, distribusi maupun pemasaran.

Di sektor hulu, inovasi yang dijalankan antara lain sentralisa­si pengadaan chemical dan bor­derless operation.

Baca juga : Atletico Madrid Vs Inter Milan, Misi Bungkam Si Ular Besar

Di sektor pengolahan, inovasi yang dilakukan antara lain opti­masi pengadaan crude, program efisiensi konsumsi energi dan optimalisasi unit proses.

Lalu di sektor distribusi, dilakukan inovasi optimasi rute, parcel size dan tonnase. Sementara di sektor commer­cial and trading, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG (Lique­fied Petroleum Gas) & BBM (Bahan Bakar Minyak).

Selain itu, di Holding Per­tamina juga menjalankan program optimasi, seperti liability management, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT (Information Technology), op­timasi aset-aset penunjang dan sentralisasi proses pengadaan barang dan jasa.

“Sinergi bisnis, digital trans­formation, revenue enhancement, dan low risk ESG (Environmen­tal, Social, and Governance) ini­lah empat fokus untuk meningkatkan cost optimization tahun ini,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.