Dark/Light Mode

Cost Optimization Capai Rp 19,4 Triliun

Top, Kinerja Pertamina Makin Gesit Dan Lincah

Rabu, 13 Maret 2024 07:05 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

 Sebelumnya 
Menyoal ini, Komisaris Per­tamina Heru Pambudi turut mengapresiasi semua inovasi dan totalitas perseroan, dalam men­jalankan program optimasi biaya di lingkungan Pertamina Group.

“Untuk meraih visi menjadi perusahaan kelas dunia, imple­mentasi optimasi cost setiap lini Pertamina Group menjadi sangat penting,” tegas Heru.

Menurutnya, pembangunan budaya sadar biaya berpatokan pada revenue melalui program optimasi biaya, sebagai perwujudan budaya AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Dan ini terbukti berhasil mem­perkuat daya tahan Pertamina dan jadi pondasi untuk terus bergerak.

“Penggunaan anggaran juga harus optimal, efisien dan gover­nance. Pertamina harus mampu menerapkan prinsip zero tolerance untuk tindakan korupsi,” imbaunya.

Baca juga : Anggaran Subsidi Hemat 60 Persen

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif ReforMiner Insti­tute Komaidi Notonegoro mengatakan, raihan laba Pertamina hingga 1,25 miliar dolar AS menjadi bukti keberhasilan program efisiensi yang dijalankan perusahaan tersebut. Sehingga Pertamina patut diapresiasi.

“Dengan meraih laba, be­rarti mereka telah melakukan kegiatan luar biasa, salah satu­nya efisiensi di berbagai sektor,” kata Komaidi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia mengakui, tidak mudah untuk meraih laba pada kondisi saat ini, apalagi hingga meningkat lebih dari 80 persen dari tahun sebelumnya. Keberhasilan tersebut, diyakininya karena Pertamina menerapkan kebi­jakan yang tepat.

“Selain efisiensi, Pertamina juga menerapkan digitalisasi, sehingga bisa mengurangi keru­gian dan penyalahgunaan BBM. Jika Pertamina tidak menerap­kan berbagai strategi, bakal rugi juga,” ujarnya.

Baca juga : Pembelian Motor Patwal VVIP Sebaiknya Ditunda

Komaidi juga menyoroti efisiensi energi di seluruh area operasional Pertamina, dari hulu ke hilir, yang berhasil memberikan penghematan biaya signifikan.

“Selain tentu saja memberi­kan kontribusi pada penurunan emisi,” tuturnya.

Di samping itu, imbuh Ko­maidi, Pertamina juga mampu bertahan di tengah berbagai tantangan dan ancaman global. Mulai dari anjloknya harga minyak, jatuhnya permintaan minyak, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Di tengah hantaman tri­ple shocks, Pertamina masih memperlihatkan kinerja menggembirakan,” pujinya.

Baca juga : Atletico Madrid Vs Inter Milan, Misi Bungkam Si Ular Besar

Dia berharap, Pertamina mampu menjaga kinerja baik, dan tetap berhati-hati mengha­dapi berbagai tantangan, khusus­nya yang terkait transisi energi.

Selain itu, Pertamina bisa lebih bijak dalam menetapkan portofolio investasi, termasuk di sektor energi fosil dan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Terlebih, karena diperkirakan energi yang bersumber dari fosil masih dibutuhkan hingga 30 sampai 50 tahun ke depan,” pungkasnya. DWI

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 9, edisi Rabu, 13 Maret 2024 dengan judul "Cost Optimization Capai Rp 19,4 Triliun, Top, Kinerja Pertamina Makin Gesit Dan Lincah"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.