Dark/Light Mode

Briket Benalu: Solusi Hijau Menghadapi Krisis Iklim Melalui Pemanfaatan Biomassa

Rabu, 27 Maret 2024 20:24 WIB
Tanaman Benalu (Foto: Dok. Pribadi, 2024)
Tanaman Benalu (Foto: Dok. Pribadi, 2024)

Saat ini permasalahan perubahan iklim atau yang lebih familiar dengan sebutan climate change yakni permasalahan global yang pada dasarnya akan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Beberapa penanda yang menjadi perhatian akibat adanya permasalahan perubahan iklim ini teridentifikasi dari adanya peningkatan temperatur hingga 0,8 derajat celcius atau 14 derajat Fahrenheit. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan suhu yang lebih hangat di bagian lautan, terjadinya pencairan es di kutub dalam jumlah yang cukup besar, serta Berlangsungnya cuaca yang ekstrim juga menjadi beberapa penanda sedang terjadinya perubahan iklim.

Pemanasan global memberikan dampak terhadap perubahan iklim sebagai akibat dari efek rumah kaca dan pemenuhan emisi gas di dunia yang menekan laju pemanasan global dan perubahan iklim. Dampak perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca sudah mulai dirasakan di beberapa daerah pesisir di seluruh Indonesia. Pemanasan global ini telah terjadi semenjak abad 20 (Sumampouw, 2019).

Pemanasan global adalah meningkatnya   temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi, penyebab dari peningkatan yang cukup drastis ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi (yang diolah menjadi bensin, minyak tanah, avtur, pelumas oli) dan gas alam sejenisnya, yang tidak dapat diperbaruhi. Pembakaran dari bahan bakar fosil ini melepaskan karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer bumi. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan   lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke Bumi (Ramadani & Emilia, 2022).

Dampak dari perubahan iklim ini jikalau sudah berada di titik krisis iklim akan sangat merugikan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya seperti perubahan tingginya permukaan laut, lahan pertanian tropis semi kering (kekeringan yang mengakibatkan bencana pada lahan pertanian), ekstremnya curah hujan, perubahan pola tanam serta menggeser masa tanam dan waktu panen. 

Baca juga : GoPay Target Salurkan Zakat Perusahaan Hingga Rp 1 Miliar Melalui Baznas

Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengurangi pemanasan global agar iklim tidak semakin memburuk. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan transisi energi. Menurut (Heffron, 2021;Silveira, 2022) dalam buku (lilies & Rahmat, 2024) pengertian dari Transisi energi ini merupakan upaya pengubahan penggunaan energi yang bersumber pada energi fosil (fossil-based resources) menuju sumber daya energi terbarukan (renewable energi resources) untuk mencapai target penurunan emisi karbon. 

Kita mengetahui bahwa Indonesia kaya akan tanaman salah satu tanaman Indonesia adalah tanaman benalu. Benalu merupakan tumbuhan parasit yang menumpang dan merugikan inangnya, namun disisi lain benalu mempunyai manfaat bagi manusia, contohnya seperti benalu teh (Scurrula oortiana). Adapun pengolahan lain benalu yang dapat menguntungkan adalah memanfaatkan benalu menjadi energi alternatif atau energi terbarukan. Populasi benalu yang semula merupakan parasit dapat dimanfaatkan melalui pengelolahan yang bergerak dibidang biomassa.

Pemanfaatan yang dimaksud adalah dengan mengolahnya menjadi briket bioarang. Pengunaan bahan bakar alternatif ini untuk mengurangi gas CO2, diharapkan kondisi iklim yang sudah tidak teratur ini dapat membaik dengan hadirnya alternatif bahan bakar ramah lingungan ini. Menipisnya sumber bahan bakar fosil perlu diantisipasi dengan mencari sumber energi alternatif lainnya. Sumber energi alternatif yang banyak dikembangkan dan diteliti saat ini adalah bahan bakar biomassa limbah pertanian.

Briket ini dapat menjadi sumber energi biomassa pengganti bahan bakar konvensional untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kualitas briket dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendasari pembuatannya, kondisi iklim, kondisi tekanan saat pembuatan, kondisi bahan pengerat yang digunakan.Untuk meralisasi gagasan ini dapat dilakukan langkah-langkah pembuatan briket sebagai berikut:

Pertama persiapan alat yakni mempersiapakan semua alat yang dibutuhkan selama pembuatan briket benalu. Alat-alat yang digunakan meliputi: alat pembakaran, tungku pembakaran, alat tumbuk, saringan, cetakan dan wadah jemur.

Baca juga : Pemprov Bali Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri Melalui Pengadaan Digital

Dalam persiapan bahan adalah menyiapkan baku dan bahan yang mendukung usaha yang akan dilakukan dalam pembuatan briket benalu. Adapun bahan baku yaitu: tumbuhan benalu, setelah dilakukan pengumpulan tumbuhan atau diambil dari pohon inangnya tumbuhan benalu dijemur di bawah terik matahari selama 2-3 hari hingga kadar air yang terdapat dalam tanaman ini tersisa 20 atau 10 persen bertujuan agar pengarangan mudah dilakukan. Kemudian bahan pendukung: air, bahan bakar, dan bahan perekat (tepung tapioka).

Selanjutnya, proses pengarangan. Jika tanaman diperkirakan sudah cukup layak untuk dibakar, selanjutnya masukan tanaman benalu kedalam alat pembakaran yang sudah dipersiapkan. Proses pengarangan tergantung pada kondisi tanaman benalu yang kering dan besar api yang menyala proses ini diperkirakan memerlukan waktu 15-25 menit.

Proses penggerusan arang langkah ini bisa dilakukan dengan langkah tradisional atau sebagainya. Proses ini harus menghasilkan arang yang halus dikarena berpengaru pada kualitas briketnya nanti.

Dalam proses pengayaka bertujuan untuk memisahkan arang yang kasar dengan arang yang halus. Semakin halus hasil arang maka proses pencetakan akan lebih mudah dilakukan dan menghasilkan briket yang berkualitas lebih bagus daripada arang yang kasar dikarenakan arang yang halus membuat briket tidak mempunyai rongga udara, dengan demikian briket akan lebih padat dan dapat bekerja dengan optimal nantinya. 

Baca juga : Berkat Transformasi, Menteri Erick Bawa BUMN Semakin Informatif Dan Transparan

Selanjutnya, proses pencampuran arang dengan bahan perekat langkah ini bertujuan untuk merkeatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses yang sudah dilalui diatas, untuk merekatkan dapat menggunakan tepung tapioka hal ini bertujuan agar menghasilan briket yang kompak. Setelah tercampur merata proses selanjutnya yaitu memasukkan arang yang sudah tercampur kedalam alat cetak yang sudah disediakan.

Selanjutnya, proses pengeringan briket yang sudah dicetak dilakukan dengan penjemuran, waktu yang dibutuhkan sekitar 2-3 hari sesuai dengan kondisi alam. Briket yang kering akan sulit untuk dipatahkan meski dibanting sekalipun briket ini tidak akan patah. Jika sudah demikian briket sudah dapat dikemas dan siap untuk digunakan.

Adapun dampak terhadap lingkungan yaitu dapat mengurangi ketergantungan pada pemakaian bahan bakar fosil. Briket benalu yang memiliki kalor tinggi dan emisi yang rendah dapat mengurangi jejak karbon dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia. Jika jejak karbon menurun secara signifikan, hal ini akan berdampak positif pada iklim global. Adapun beberapa perubahan yang mungkin akan terjadi yaitu seperti berikut ini: Pemanasan Global yang Melambat, Stabilitas Iklim yang Lebih Baik, Pelestarian Ekosistem, Pengurangan Ancaman Terhadap Kesehatan Manusia, Pertanian dan Ketersediaan Air yang Lebih Baik.

Dengan tercapainya beberapa perubahan diatas Pemanfaatan briket benalu ini sebagai sumber energi terbarukan memiliki selangkah lebih maju untuk mendukung dan mendorong Indonesia menjadi poros utama dalam menghadapi krisis iklim, karena penggunaannya tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan emisi gas rumah kaca, tetapi juga mempromosikan pengelolaan yang berkelanjutan terhadap sumber daya alam Indonesia dan memperkuat posisi negara dalam peta energi global dengan kontribusi yang signifikan terhadap pengurangan jejak karbon global. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan briket benalu, Indonesia dapat menunjukkan kepemimpinan dalam mengembangkan solusi berkelanjutan untuk tantangan iklim global sambil memperkuat ekonomi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Maya Yanti Ambarita
Maya Yanti Ambarita
Penulis

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.