Dark/Light Mode

Efek Mulai Panen Raya

Harga Beras Turun Cepek

Kamis, 28 Maret 2024 07:05 WIB
Warga antre mendapatkan beras dan sembako murah saat kegiatan Pasar Murah di halaman kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/02/2024). Foto: NG PUTU WAHYU RAMA / RM
Warga antre mendapatkan beras dan sembako murah saat kegiatan Pasar Murah di halaman kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/02/2024). Foto: NG PUTU WAHYU RAMA / RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga beras sudah mengalami penurunan walau tipis, yakni turun Rp 100-200 per kilogram (kg). Penurunan ini diyakini dampak dari panen raya sejumlah daerah dan meningkatnya pasokan beras ke pasar.

Perum Bulog memperkirakan harga gabah kering panen kemungkinan bertahan, atau hanya turun sedikit dan tidak bisa serendah seperti tahun lalu yang ditetapkan Rp 4.700 per kg.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto mengungkapkan, harga gabah sudah cenderung menurun ke harga sekitar Rp 7.000, dari sebelumnya nangkring di harga Rp 8.000. Namun penurunan harga beras belum banyak, hanya di kisaran Rp 100 hingga Rp 200 per kg.

“Sekarang di beberapa lokasi sudah mulai panen. Menurut data kami, harga di produsen itu sudah turun,” kata Suyamto dalam konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Baca juga : Jokowi Ngarep Hasil Pertanian Melonjak

Selain itu, jumlah pasokan beras ke ritel modern hingga ke pasar tradisional juga sudah mulai berangsur naik. Melihat dua hal itu, ia berharap harga beras semakin terkendali.

Ia merinci, harga Gabah Kering Panen (GKP) sekitar Rp 7.000 sampai Rp 7.200 per kg. Sementara harga beras di penggilingan, sebesar Rp 12.000 -Rp 13.000 per kg.

Di tengah banyaknya permintaan pasar terkait komoditas beras menjelang Hari Raya Idul Fitri, ia meyakini, bahwa stok yang dikuasai saat ini masih cukup.

Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dan melakukan panic buying. Karena, Perum Bulog memiliki ketersediaan stok sebesar 1,1 juta ton yang tersebar di seluruh gudang Bulog di seluruh Indonesia.

Baca juga : Tahun 2024, Revitalisasi Kali Semongol Dikebut

“Ini menjamin kecukupan stok beras dalam menghadapi hari raya Idul Fitri,” katanya.

Selain itu, pihaknya menargetkan distribusi Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di seluruh Indonesia sebanyak 250 ribu ton untuk Maret hingga memasuki masa Hari Raya nanti.

Penggelontoran distribusi Beras SPHP tersebut, lanjutnya, meliputi pasar ritel modern, pasar tradisional dan via Gerakan Pangan Murah yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan giat Operasi Pasar.

Ia menjelaskan, salah satu tujuan menggelontorkan beras ini adalah agar masyarakat bisa menikmati langsung harga beras yang sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi), di tengah harga beras yang masih cukup tinggi.

Baca juga : Rekor Manis Portugal Dirusak Slovenia

Selain itu, pihaknya sudah melakukan penyerapan gabah hasil panen di Maret. Terkait hal ini, ada dua skema penyerapan, yakni secara PSO (Public Service Obligation) dan komersial.

“Awal tahun ini, kami telah menyerap lebih dari 21 ribu ton setara beras,” ucapnya.

Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan, harga gabah ini sulit turun seperti di level sebelumnya karena adanya sejumlah faktor yang membentuk harga gabah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.