Dark/Light Mode

Electrification of Transportation: Akankah KBLBB/EV Se-Efektif yang dibayangkan?

Jumat, 12 April 2024 05:47 WIB
Micro car EV sedang melakukan pengisian ulang di fast charger EV.
Micro car EV sedang melakukan pengisian ulang di fast charger EV.

Apa itu KBLBB/EV? KBLBB adalah singkatan dari Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), sementara EV adalah singkatan dari Electric Vehicle. KBLBB telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri (PERMEN) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik Untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. KBLBB merupakan salah satu gerakan dari Direktur Jendral Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) dan kolaborasi dengan beberapa pihak lain.

Kenapa ada KBLBB? Adanya KBLBB merupakan bentuk pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia yaitu nikel. Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan bahwa “Indonesia adalah pemilik cadangan nikel terbesar di dunia atau kurang lebih 30 persen dari cadangan di dunia. Indonesia memiliki peluang besar sebagai produsen EV battery dan lithium battery.”. Penerapan kendaraan listrik di sektor transportasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dengan harapan bahwa Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

Apa yang difasilitasi oleh pemerintah terkait KBLBB? Pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). SPKLU adalah infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik dari PT PLN (Persero) yang telah membangun lebih dari 600 unit yang tersebar di seluruh Indonesia, yang direncanakan unutk membangun 300 ribu (tiga ratus ribu) unit SPKLU demi mencapai target net zero emission Indonesia pada tahun 2060.

Bagaimana cara kerja EV(Electric Vehicle)?  EV dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Battery Electric Vehicle (BEV)

Baca juga : Mobil listrik: Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan

Mobil listrik jenis BEV sepenuhnya menggunakan listrik dan baterai. Energi listrik disimpan dalam battery pack khusus yang dapat diisi ulang. Battery pack ini diisi ulang dengan cara menyambungkan battery pack pada jaringan listrik eksternal, yang menyimpulkan bahwa BEV tidak memiliki mesin pembakaran.

2. Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)

FCEV mengandalkan teknologi fuel-cell yang dikenal juga dengan kendaraan zero emission. Cara kerjanya hampir sama dengan BEV, 

3. Hybrid Electric Vehicle (HEV)

HEV Menggunakan 2 sistem penggerak, yaitu mesin pembakaran dan motor traksi. Mesin pembakaran didapatkan dari BBM dan motor traksi mendapatkan energi dari baterai.

Baca juga : Jasa Marga Diskon Tarif Tol Semarang-Cikampek 20 Persen, Ini Jadwalnya

4. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

PHEV Menggunakan 2 sistem penggerak sama seperti HEV, namun baterai pada mobil PHEV dapat diisi ulang dari sumber listrik eksternal.

Jumlah EV di Indonesia mengalami peningkatan signifikan berdasarkan riset dari Deloitte dan Foundry menunjukkan dari 2000+ unit pada tahun 2020 menjadi 33.400+ unit di tahun 2022. Selain itu, sudah banyak universitas yang menggunakan EV sebagai alat bantu transportasi dalam kampus. Namun, EV masih belum mencapai 1% dari keseluruhan market.

KBLBB dan EV menawarkan masa depan yang positif untuk lingkungan yang lebih sehat. KBLBB memiliki banyak keunggulan dalam sudut pandang lingkungan, seperti pengurangan emisi gas buang yang dapat menyelesaikan permasalahan kabut asap yang kerap terjadi di Indonesia, dan pengurangan polusi udara yang mana KBLBB sangat senyap jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Baca juga : ASDP Terapkan Kebijakan Khusus, Tiket Kedaluwarsa Ditiadakan Saat Arus Balik Lebaran

Pemanfaatan KBLBB dapat membantu keuangan negara dengan mencegah over supply listrik seperti yang pernah terjadi pada tahun tahun sebelumnya. "Jadi selama satu dekade terakhir itu rata-rata over supply 25% saya coba hitung potensi pemborosan akibat over supply ini kalau dengan asumsi biaya pokok perolehan listrik itu Rp 1.333 per kWh itu kalau dikonversi dengan over supply yang 26,3% kurang lebih Rp 122,8 triliun tahun lalu," kata Abra, kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2022). Sementara permintaan listrik saat ini terlalu sedikit untuk supply yang ada, akhirnya negara harus memberikan kompensasi kepada PLN untuk selisih BPP (Biaya Pokok Penyediaan) listrik yang diterima masyarakat. 


Pertanyaan yang sering muncul adalah “apakah harga EV cocok dengan masyarakat Indonesia?”. Harga EV di Indonesia bisa dibilang tidak murah, walaupun potensinya besar dan ramah lingkungan, selisih harga EV dan kendaraan berbasis bensin bisa mencapai puluhan juta rupiah, hal ini disebabkan salah satunya oleh belum adanya produksi lokal, banyak EV di Indonesia menggunakan CBU (Completely Built Up) dari luar negeri, yang menyebabkan harga jual menjadi lebih mahal karena biaya pajak dan bea. Selain itu, mahalnya harga EV juga disebabkan oleh teknologi baterai EV yang masih dalam tahap pengembangan, sehingga wajar jika masih terbilang mahal.

“Apakah dengan adanya KBLBB/EV bisa membantu Indonesia ke tingkat yang lebih baik?” terdapat banyak perbedaan pendapat tentang jawaban dari pertanyaan ini. Menurut beberapa orang, transisi dari kendaraan berbasis fossil ke KBLBB masih belum dibutuhkan karena kualitas baterai yang masih dalam tahap pengembangan sekaligus harganya yang bisa dibilang fantastis. Ada juga yang berpendapat bahwa penggunaan EV untuk jarak jauh hanya untuk orang orang yang bermateri saja, karena baterai yang digunakan pada EV “murah” tidak akan tahan untuk perjalanan jarak jauh, hal ini bertolak belakang dengan prioritas kerja presiden 2019-2024 (dilansir dari website MENPAN) yaitu salah satunya mempercepat pembangunan infrastruktur yang berfokus pada mobilitas jarak jauh (jalan tol)

EV/KBLBB sangat layak untuk dicoba untuk long run guna memperbaiki polusi udara, polusi suara dan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM/petrolium) dengan harapan mencapai Indonesia negara maju pada tahun 2045. Namun, perlu banyak pertimbangan sebelum membeli EV/KBLBB, seperti kebutuhan, ketersediaan SPKLU di daerah tertentu, kualitas produk, dan nilai intrinsiknya. 

Farhan Robbani A
Farhan Robbani A
fibo

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.