Dark/Light Mode

Pertanian Presisi sebagai Upaya Menuju Kemandirian Pangan

Minggu, 14 April 2024 19:57 WIB
Model pertanian presisi (Sumber: Dirjen PSP Kementan)
Model pertanian presisi (Sumber: Dirjen PSP Kementan)

Pendahuluan

Mencapai ketahanan pangan, gizi yang optimal, dan pertanian berkelanjutan menjadi tujuan kedua dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Isu ketahanan pangan menjadi hal yang sangat penting bagi negara berpenduduk padat seperti Indonesia. Menurut data sensus BPS RI, jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2023 mencapai 278,7 juta jiwa. Berdasarkan sejarah pembangunan Indonesia, ketahanan pangan memiliki hubungan yang erat dengan kestabilan ekonomi, dan stabilitas politik dalam negeri. Oleh karena itu, ketahanan pangan menjadi prasyarat dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional.

Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan secara substantif sejalan dengan definisi ketahanan pangan dari FAO. Menurut FAO, ketahanan pangan adalah suatu kondisi di mana setiap orang, baik secara fisik maupun ekonomi, memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari sesuai preferensinya.

Menurut laporan ketahanan pangan dan gizi terbaru FAO, 783 juta orang menghadapi kelaparan secara global pada tahun 2023, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa sekitar 2,4 miliar orang mengalami kerawanan pangan, atau hampir 30% dari populasi global. Hal yang membuat miris adalah sebagian besar yang terdampak kelaparan adalah petani dan masyarakat pedesaan. 

Sejak awal tahun 2022, sektor pangan global menghadapi tantangan berupa kenaikan harga pangan. Pandemi Covid-19, konflik Rusia-Ukraina, dan ketidakpastian perubahan iklim berdampak serius pada rantai pasokan pangan dunia. Di Indonesia, El Nino menyebabkan musim kemarau dan kekeringan, yang mengakibatkan gagal panen dan kelangkaan pangan.

Gambar 1. Peningkatan harga komoditas pangan dunia

Grafik di atas menunjukkan kenaikan harga gandum, biji-bijian kasar, dan minyak nabati internasional sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina. Harga input untuk produksi tanaman seperti pupuk dan bahan bakar mulai meningkat pada akhir tahun 2021 dan terus meningkat setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Baca juga : Tuntunan Puasa Sunnah Syawal & Keutamaannya

Meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan merupakan negara agraris, akan tetapi masih menghadapi tantangan dalam ketahanan pangan dan ketergantungan pada impor pangan dalam jumlah besar, masalah seperti fenomena cuaca El Nino, kemarau panjang hingga perubahan iklim memengaruhi pasokan pangan dunia.

Hal ini menjadi tantangan yang tengah dihadapi global termasuk Indonesia. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton, ditambah 1,5 juta ton pada tahun 2023. Kebijakan ini merupakan langkah yang harus diambil dalam situasi penurunan produksi padi nasional akibat perubahan iklim El Nino.

Meskipun pahit, impor beras menjadi alternatif untuk menjaga ketahanan pangan. Isu ketahanan pangan bukan hanya sekadar berita, melainkan juga mengandung implikasi kebijakan. Sebagai negara, Indonesia seharusnya menggeser paradigma dari ketahanan pangan menjadi kemandirian pangan. Dengan demikian, kita tidak lagi tergantung pada negara lain dalam hal pangan.

Pembahasan

Salah satu solusi guna menjaga ketahanan pangan Indonesia yaitu dengan menerapkan sistem pertanian presisi. Pertanian presisi adalah konsep pertanian yang mengadopsi pendekatan sistem untuk mencapai pertanian dengan rendah pemasukan (low-input), efisiensi tinggi, dan pertanian berkelanjutan (Shibusawa, 1998).

Dalam pertanian presisi, pemberian input yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, kondisi lokasi, waktu, dan jumlah masukan menjadi kunci. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) memungkinkan petani untuk meningkatkan, mengotomatisasi, dan mengoptimalkan segala kemungkinan guna meningkatkan produktivitas dan menciptakan pertanian yang efektif dan efisien.

Salah satu konsep Pertanian Presisi yang digagas oleh Kementerian Pertanian adalah sebagai berikut:

Baca juga : Pertamina Sanksi Pekerjanya Yang Viral Meludah Saat Ditegur Parkir Sembarangan

Gambar 2. Alur pertanian presisi

Dalam korporasi petani, terdapat kegiatan utama on-farm serta beberapa kegiatan strategis pendukung lainnya. Langkah awal adalah registrasi petani dan lahan secara digital untuk masuk ke dalam lokasi pengembangan pertanian presisi. Setelah lahan diverifikasi, dilakukan pemetaan presisi (precision mapping) untuk mengetahui kesuburan lahan, ketersediaan air, serta risiko gangguan hama dan penyakit tanaman. Berdasarkan hasil pemetaan, ditetapkan rekomendasi teknis dan rencana tanam. Analisis pasar dan konsumsi juga diperlukan untuk mengetahui prospek pasar (ekspor dan domestik) serta pola konsumsi domestik.

Setelah data petani dan lahannya terverifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis pasar untuk mendapatkan persetujuan dari lembaga keuangan/perbankan atau Himpunan Bank Negara (Himbara) terkait dengan pemberian modal investasi dan modal kerja kepada petani. Pemberian modal kerja juga memperkuat penyediaan pupuk bersubsidi oleh PT Pupuk Indonesia (Holding) kepada petani secara berkelanjutan.

Setelah modal investasi dan modal kerja terpenuhi, petani dapat melakukan kegiatan usahataninya dengan menerapkan teknologi pertanian presisi. Dalam proses penerapan pertanian presisi, diperlukan sarana produksi berupa benih, pupuk, dan pestisida, serta alat mesin pertanian dan perlengkapan digital.

Model pertanian presisi memberi gambaran mengenai masa depan dunia pertanian serta menjadi solusi kemandirian pangan nasional. Akan tetapi, masalah lain muncul ketika petani Indonesia rata-rata belum mampu menerapkan sistem smart farming, dan melakukan manajemen usaha pertanian dengan baik. Berdasarkan hasil sensus pertanian 2023, sekitar 75% tenaga kerja pertanian hanya mengalami pendidikan paling tinggi di sekolah dasar berdasarkan. Selain itu, Sensus Pertanian 2023 juga merilis hasil usia petani di rentang 43-58 tahun mencapai 42,39%. Rendahnya tingkat pendidikan petani dan minimnya petani muda dapat menghambat proses penerapan pertanian presisi.

Pertanian presisi memerlukan sinergi yang matang dari berbagai pihak. Pemerintah, generasi muda, dan pelaku utama dalam usaha pertanian harus bekerja sama untuk menerapkan konsep ini secara efektif. Dengan kerjasama yang baik, pertanian presisi dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan.

Dalam upaya menerapkan pertanin presisi, dibutuhkan peran aktif generasi muda yang berpendidikan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, sehingga mampu menjadi agent of change yang mampu mengefisienkan kegiatan produksi pertanian. Berdasarkan hasil sensus pertanian 2023, terdapat sekitar 6.183.009 orang petani milenial yang berusia 19-39 tahun, atau sekitar 21,93 persen dari total petani di Indonesia. Hal ini tentu menjadi tugas yang perlu diselesaikan dalam meningkatkan peran generasi muda untuk menunjang keberhasilan penerapan pertanian presisi di Indonesia.

Kesimpulan

Paradigma ketahanan pangan perlu diubah menjadi kemandirian pangan. Kemandirian pangan dapat terwujud melalui sistem pertanian presisi. Dalam pertanian presisi, penggunaan input yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, baik jumlah maupun waktu, serta memperhatikan kelestarian lingkungan, menjadi hal yang penting.

Baca juga : Menu Sahur Simple Banget

Kementerian Pertanian telah mengembangkan model pertanian presisi yang memastikan efektivitas dan efisiensi pertanian dari hulu hingga hilir. Namun, kesuksesan pertanian presisi memerlukan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha pertanian, dan generasi muda. Dengan kerjasama yang baik, tentu Indonesia mampu mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2023). Sensus Pertanian 2023. Badan Pusat Statistik, 2023(86), 1–343.

Dirjen PSP, K. P. (2023). Master Plan Pengembangan Pertanian Presisi. Agro Indo Mandiri.

Zereyesus, Yacob Abrehe dan Lila Cardell. (2022, 28 November). Global Food Insecurity Grows in 2022 Amid Backdrop of Higher Prices, Black Sea Conflict. https://www.ers.usda.gov/amber-waves/2022/november/global-food-insecurity-grows-in-2022-amid-backdrop-of-higher-prices-black-sea-conflict/

Dicky Mustofa
Dicky Mustofa
Mahasiswa

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.