Dark/Light Mode

Inovasi FLOAT REGEN (Floating Multi Source Renewable Energy Generation)

Selasa, 23 April 2024 21:58 WIB
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga gelombang air laut (Sumber: Antara)
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga gelombang air laut (Sumber: Antara)

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menunjukkan komitmen yang semakin kuat dalam mengembangkan potensi EBT sebagai salah satu solusi utama menghadapi tantangan perubahan iklim dan mencapai kemandirian energi bersih yang berkelanjutan. Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, Pemerintah menargetkan bauran sumber EBT di Indonesia mencapai 23% pada tahun 2025 (Umah, 2021). Akan tetapi data dari KESDM, per 22 Desember 2023, pemerintah hanya mencapai 60% dari target yang ditetapkan. Menyoroti perkembangan EBT di Indonesia, IESR menilai pemerintah harus menambah pembangkit listrik sebesar 13 GW. Hal ini membawa wacana Dewan Energi Nasional untuk mengevaluasi kembali target bauran EBT pada tahun 2025 menjadi rentang 17-19% (Muliawati, 2024).

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan distribusi listrik yang belum merata di Indonesia, khususnya di daerah kepulauan terpencil, menjadi isu signifikan yang membutuhkan solusi berkelanjutan. Keberagaman geografis dan jarak yang jauh antar pulau menjadi kendala utama dalam menyediakan akses listrik yang layak di seluruh wilayah. Oleh karena itu, penerapan program EBT lokal di setiap wilayah menjadi suatu keharusan untuk mengatasi tantangan ini, sambil mendukung agenda ramah lingkungan (Ramli & Setiawan, 2020).

Menurut Ditjen EBTKE, Chrisnawan Anditya, menjelaskan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan distribusi listrik di kepulauan terpencil adalah melalui penerapan EBT. Sumber daya alam yang melimpah di sekitar kepulauan seperti sinar matahari, angin, dan potensi energi laut, memberikan potensi besar untuk dimanfaatkan. Sistem pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, dan energi laut dapat diimplementasikan dengan lebih fleksibel dan efisien di daerah terpencil, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang relatif sulit diakses (KESDM RI, 2021).

Pulau Bawean sebagai Studi Kasus Implementasi 

Baca juga : Indonesia Renewable Energy Investment Summit Bahas Tuntas Energi Hidrogen

Salah satu pulau terpencil dengan distribusi listrik yang kurang layak adalah Pulau Bawean. Pulau Bawean memiliki topografi wilayah yang berbukit-bukit, kepulauan kecil, serta pesisir pantai yang memanjang, menjadikan Pulau Bawean berpotensi dikembangkan menjadi obyek wisata yang mampu menarik wisatawan. Beberapa objek wisata yang telah berjalan di Pulau Bawean ialah snorkling, wisata Pantai Selayar, Air Terjun Laccar, dan Danau Kastoba. Dari hasil analisis daya dukung kawasan, didapatkan daya tampung wisata bahari di Pulau Bawean mencapai 398 pengunjung/hari (Sukandar, 2017). Dalam memenuhi fasilitas penunjang objek wisata diperlukan sumber energi listrik yang memadai. Namun, lokasi Pulau Bawean yang berjarak 120 km dari kota Gresik ke arah lepas pantai menjadikan fasilitas penyedia listrik sulit untuk disediakan dengan pasti.

Perusahaan Listrik Negara unit Pelayanan (PLN UP) 3 Gresik, mengatakan bahwa kondisi listrik di Pulau Bawean sering mengalami pemadaman secara bergilir akibat pasokan bahan bakar gas untuk pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) tersendat, serta terdata 42 desa di Pulau Bawean mengalami pemadaman listrik secara bergilir yang mengganggu aktivitas warga (Cahyadi, 2023). Disisi lain, terlepas dari Pulau Bawean yang sulit terdistribusi listrik, Pesisir Pulau Bawean memiliki potensi kecepatan angin mencapai 5,6 m/s; potensi surya 4,55 kWh/m2 (Geoportal ESDM, 2024); serta kecepatan arus gelombang laut di Selat Karimata sebesar 1,2 m/s (Heriati, 2015).

Inovasi Floating Multi Source Renewable Energy Generation (FLOAT REGEN)

Berdasarkan persoalan dan potensi yang dimiliki oleh Pulau Bawean diperlukan suatu inovasi sumber EBT yang berkelanjutan. FLOAT REGEN merupakan inovasi pembangkit listrik yang menggabungkan berbagai macam sumber EBT, mulai dari surya, angin, dan gelombang laut. Teknologi ini mampu mendukung kebijakan pemerintah dalam memenuhi target bauran EBT dan rasio elektrifikasi di daerah kepulauan terpencil.

Baca juga : Efesiensi Energi, Shan Hai Map Gelar Renewable Energy Investment Summit 2023

Teknologi FLOAT REGEN akan dipasang di laut lepas dekat pantai. Teknologi ini memiliki komponen utama berupa panel surya, turbin angin, turbin air, generator, pelampung, inverter, dan baterai. Panel surya akan mengubah sinar matahari menjadi listrik melalui mekanisme fotovoltaik, generator akan mengubah energi gerak dari turbin yang digerakkan oleh angin dan air menjadi energi listrik melalui mekanisme elektromagnetik, sedangkan  pelampung yang dihubungkan dengan pegas di dasar laut akan bergerak seiring gelombang air laut menghasilkan energi listrik. Energi-energi yang dihasilkan ini kemudian disimpan di baterai. Untuk memanfaatkan energi listrik ini, arus listrik diubah dari arus searah menjadi arus bolak-balik dengan inverter untuk kemudian ditransmisikan melalui kabel bawah laut menuju pemukiman yang ada di pesisir pantai. Energi listrik ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk penerangan, operasional wisata, proses produksi, penyimpanan hasil laut, dan kegiatan-kegiatan yang menunjang perekonomian daerah setempat.

Studi Kelayakan Awal 

Sebagai tahapan awal dalam perencanaan implementasi teknologi ini diperlukan suatu studi kelayakan untuk landasan pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan meninjau kelayakan ekonominya. Berdasarkan data yang ada, biaya investasi untuk solar panel sebesar 1,06 dolar AS/watt dan biaya operasional sebesar 0,015 dolar AS/watt (NREL, 2023); biaya investasi Turbin angin sebesar $1,3/watt dan biaya operasional sebesar 0,002 cent-USD/watt (Weatherguard, 2023); dan biaya investasi energi gelombang laut 2,2 dolar AS/watt dan biaya operasional sebesar 0,1 doalr AS/watt (Morales, 2017). Maka dengan harga listrik di Indonesia sebesar 0,11 dolar AS/kW, maka sebagai gambaran, untuk kapasitas 1 MW diperlukan biaya investasi awal sebesar 1.126.000 dolar AS dan taraf diskon 10%, didapatkan nilai NPV untuk usia alat 30 tahun sebesar 144.170 dolar AS dan payback period selama 9,38 tahun dan IRR sebesar 11,25% yang menandakan bahwa proyek implementasi teknologi ini layak dijalankan secara ekonomi.

Pengembangan Perekonomian Pesisir

Baca juga : Insight IM Dukung Petani Kopi Perempuan Lombok Tengah Gunakan Renewable Energy

Inovasi teknologi FLOAT REGEN mampu mendukung pemerintah dalam mengembangkan sumber EBT guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menghadapi tantangan perubahan iklim. Inovasi ini sekaligus menjadi fokus utama untuk mengurangi ketidaksetaraan akses listrik di daerah pesisir yang terpencil, menawarkan solusi pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan menggabungkan pendidikan dan pariwisata (Edutourism) yang mampu menjadi solusi mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbagai sumber di daerah terpencil, dan berpeluang besar bagi pertumbuhan ekonomi lokal setempat.

Dengan latar belakang permasalahan akses listrik yang masih terbatas oleh beberapa daerah terpencil di Indonesia serta komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan potensi sumber energi bersih terbarukan, maka implementasi teknologi FLOAT REGEN  ini mampu menjadi solusi yang menjanjikan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu, multiplier effect yang dihasilkan  dari penerapan teknologi ini, seperti peningkatan perekonomian pesisir pantai dari sektor pariwisata turut menjadikan teknologi ini layak untuk dijalankan. Untuk mendukung kesuksesan instalasi teknologi ini, diperlukan uji kelayakan secara ekonomi dan teknis serta adanya diskusi bersama masyarakat setempat dan transfer pengetahuan agar masyarakat setempat bisa merawat dan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap teknologi ini sehingga tercapai tujuan keberlanjutan.

Dian Putri Artanti
Dian Putri Artanti
Artanti

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.