Dark/Light Mode

Gerakan E-Tree Rotation sebagai Strategi Inovatif Investasi Cerdas

Senin, 22 April 2024 15:42 WIB
Pohon Energy (Foto: images.app.goo.gl)
Pohon Energy (Foto: images.app.goo.gl)

Sektor energi terbarukan saat ini menjadi sorotan utama bagi para investor yang ingin meraih keuntungan di masa depan. Data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa investasi global di sektor energi terbarukan mencapai $281 miliar pada tahun 2020, meningkat 2% dibandingkan tahun sebelumnya terjadi pandemi Covid-19 (IEA, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap energi terbarukan tetap tinggi, didorong oleh tren transisi energi yang semakin kuat di seluruh dunia. Estimasi kebutuhan energi yang semakin besar di masa mendatang memaksa generasi muda tidak boleh tidak terlibat sebagai investor. Generasi kelahiran 2000 ke atas, sesungguhnya merupakan investor sejati bagi energi terbarukan ini sebab merekalah yang akan menjadi pemegang kendali pada fase-fase krisis. Bagi investor pemula ini, memilih strategi investasi yang tepat di sektor energi terbarukan adalah sebuah tantangan. 

Sesungguhnya investasi energi terbarukan bukan hanya sekedar hitungan uang dan angka. Hal ini lebih mendalam berfokus pada kehidupan, yaitu kelangsungan hidup umat manusia. Ini yang membuatnya memiliki prospek yang begitu menjanjikan. Bagi generasi muda, upaya konservasi alam merupakan bentuk investasi yang tidak bisa diabaikan. Dengan mengambil tindakan preventif untuk melindungi alam saat ini, akan menciptakan proteksi pada masa krisis sehingga kehidupan di bumi dapat berlangsung lebih lama. Salah satu strategi inovatif bagi para investor pemula ini dapat dilakukan dengan gerakan rotasi tanam untuk pohon-pohon energi atau dapat kita sebut sebagai E-Tree. Pohon energi sebagai penghasil bioenergi yaitu pohon yang dapat menghasilkan energi alternatif biomassa. 

Bioenergi merupakan alternatif bahan bakar yang dikembangkan berdasarkan rekayasa biomassa, yaitu bahan-bahan yang dihasilkan oleh mahluk hidup. Bahan-bahan yang dapat menghasilkan bioenergi antara lain biodiesel contohnya jarak pagar, sedangkan yang dapat menjadi bioethanol contohnya sagu, ubi kayu, dan jagung (Harti, dkk., 2022). Ada begitu banyak lagi E-Tree yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Sebagai pilihan bagi investor cerdas, selayaknya satu langkah dapat digunakan untuk menjawab lebih dari satu permasalahan sekaligus. Oleh karenanya, pemanfaatan lahan terdegradasi untuk rotasi tanaman energi dapat dilirik untuk menekan biaya dalam permodalan lahan. Menurut penelitian Hudaedi dkk. (2018), tumbuhan gamal (Gliricidia sepium) terbukti dapat ditanam pada daerah terdegradasi dan mampu menghasilkan listrik dengan estimasi 18,90 MW/tahun.

Selain itu, penelitian terdahulu menurut Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (4 Januari 2009), biji buah pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum) yang juga dikenal sebagai bintangur selain memiliki kekentalan melebihi minyak tanah juga terdapat kandungan minyak yang mencapai sebesar 50-70%. Bahkan di tahun 2020 terdapat penelitian mengenai potensi lahan kritis di Lombok Timur untuk dibangun hutan tanaman energi (Narendra dkk., 2020). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan terdegradasi sebagai modal investasi tanaman energi bukan suatu yang mustahil di Indonesia. Terlebih, jenis pepohonan yang disebutkan tidak sulit untuk didapatkan di negara kita yang tropis.

Sisi lain dari konsep E-Tree Rotation sebagai investasi sumber energi terbarukan yaitu memanfaatkan potensi tanaman energi untuk mengatasi permasalahan lahan kritis.Sistem ini melibatkan penanaman pohon secara rotasi dengan tanaman energi lainnya ataupun dengan tanaman pangan atau hortikultura. Melalui sistem ini, tanaman energi dapat berfungsi sebagai tanaman pemulih kesuburan tanah, sementara tanaman pangan atau hortikultura dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi masyarakat.

E-Tree yang dipilih dalam program investasi ini perlu memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

  1. Adaptif terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah kritis.
  2. Memiliki kemampuan fiksasi nitrogen yang tinggi, sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah.
  3. Dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan biomassa yang melimpah.
  4. Memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biofuel.

 Implementasi E-Tree Rotation dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

  1. Identifikasi lahan kritis: Langkah awal adalah melakukan identifikasi dan pemetaan lahan kritis di suatu wilayah. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi dan potensi lahan yang akan dikelola
  2. Persiapan lahan :Lahan kritis yang telah teridentifikasi perlu disiapkan dengan baik, termasuk pembersihan lahan, pengelolaan tanah ,dan pembuatan teras atau saluran drainase jika diperlukan 
  3. Penanaman E-Tree jenis pertama : E-Tree ditanam pada lahan kritis dengan jarak tanam yang sesuai, biasanya 2-3 meter. Penanaman ini dapat dilakukan dengan biji atau stek batang
  4. Rotasi tanaman: Setelah E-Tree tumbuh dengan baik, lahan dapat ditanami dengan tanaman pangan atau hortikultura secara bergantian (rotasi) atau dengan E-Tree jenis lainnya. Siklus rotasi dapat berlangsung selama 2-3 tahun, tergantung pada kondisi lahan dan jenis tanaman yang dibudidayakan
  5. Pemeliharaan dan pemanenan: Selama siklus rotasi, dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman termasuk pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama penyakit. Tanaman energi yang telah dipanen dapat langsung diolah menjadi bioenergi dengan mengikuti proses lebih lanjut. 

 Gerakan E-Tree Rotation merupakan sebuah konsep yang menawarkan solusi inovatif dan komprehensif dalam menangani permasalahan lahan kritis sekaligus kebutuhan energi terbarukan di Indonesia. Ini merupakan langkah cerdas yang dapat memberikan dua solusi penting sekaligus bagi penyelamatan bumi. Selain itu, nilau plus yang dapat diperoleh melalui integrasi penanaman E-Tree dengan rotasi tanaman pangan yaitu dapat menjadi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.  Jadi, generasi muda tunggu apalagi? Mari melirik peluang sekitar dan berinvestasi !

Baca juga : Tahan Gejolak Ekonomi, Bitcoin Jadi Solusi Alternatif Investasi

DAFTAR RUJUKAN 

Harti, Dwi. dkk. (2022). PROYEK IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). Jakarta : Erlangga

Baca juga : Gelar JR-Rovation, Jasa Raharja Gaet Anak Muda Ciptakan Inovasi Keselamatan Berlalu Lintas

 Hudaedi, D., Hariyadi, dan Anwar, S. (April 2018). POTENSI GAMAL (Gliricidia sepium) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA STUDI KASUS : KABUPATEN MANGGARAI TIMUR (NTT). Journal of Env. Engineering & Waste Management 3 (1). 

IEA. (2021). Global Energy Review 2021. International Review. Dikutip dari https://www.iea.org/reports/global-energy-review-2021

Baca juga : BI Optimis Industri Halal Indonesia Terus Tumbuh

Narendra, B. H., Widiatmaka, Kusmana, C., dan Karlinasari, L. (2019). PENILAIAN POTENSI LAHAN KRITIS UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN ENERGI DI LOMBOK TIMUR. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 16(2):119-131 DOI:10.20886/jphka.2019.16.2.119-131.

Ni Komang Risa Sandra Dewi
Ni Komang Risa Sandra Dewi
Siswi SMK NEGERI 1 KUBU, Penulis Pemerhati Lingkungan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.