Dark/Light Mode

Perkuat Fondasi Strategi Ekonomi Syariah

BI Optimis Industri Halal Indonesia Terus Tumbuh

Jumat, 1 Maret 2024 07:09 WIB
Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam Peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 yang dirangkai dengan Seminar Nasional Sharia Economic  Financial Outlook ShEFO 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (Foto: Departemen Komunikasi BI)
Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam Peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 yang dirangkai dengan Seminar Nasional Sharia Economic Financial Outlook ShEFO 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (Foto: Departemen Komunikasi BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) optimistis, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia terus tumbuh pada tahun 2024, kendati saat ini kondisi pemulihan ekonomi global masih tertahan. Keyakinan tersebut tercermin pada capaian 2023.

Ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) Indonesia pada tahun lalu melanjutkan pertumbuhan positif. Hal ini didorong oleh kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh sebesar 3,93 persen (yoy).

Atas dasar capaian itu, Deputi Gubernur BI Juda Agung memproyeksikan ekonomi syariah Indonesia pada 2024 tumbuh positif sebesar 4,7 hingga 5,5 persen.

“Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan perbankan syariah yang diproyeksikan tumbuh pada kisaran 10 hingga 12 persen sepanjang tahun 2024,” ucap Juda dalam Peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 yang dirangkai dengan Seminar Nasional Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2024, bertajuk Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Baca juga : Perkuat Kerja Sama Bisnis, Kadin Indonesia Dan Portugal Teken MoU

Optimisme tersebut, sejalan dengan prospek ekonomi dan keuangan syariah global yang diproyeksikan tetap tumbuh di tengah proyeksi berlanjutnya pelambatan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) pun diperkirakan tetap melanjutkan tren pemulihan, dan meningkat dari 3,3 persen pada 2023, menjadi 3,9 persen di tahun 2024.

Selain itu, aset industri keuangan syariah global terus tumbuh dan diproyeksikan mencapai 6,7 triliun dolar Amerika Serikat (AS) pada 2027.

Pada tahun 2024, industri keuangan syariah global diperkirakan tumbuh positif sebesar 10 persen berdasarkan proyeksi S&P Global Ratings.

Baca juga : Rekrut Pelatih Jepang, Erick Optimistis Sepak Bola Putri Indonesia Bangkit

Beberapa faktor kunci untuk pertumbuhan industri keuangan syariah, antara lain kinerja pasar keuangan syariah yang besar seperti negara-negara GCC (Gulf Cooperation Council). Lalu, Malaysia dan Indonesia yang terus memperkuat industri keuangan syariah dalam negeri. Serta, Pakistan yang memenuhi persyaratan untuk mengubah sistem keuangannya menjadi full shariah compliant.

Di Indonesia, tegas Juda, ekonomi dan keuangan syariah di tahun 2023 mencapai momentum yang sangat positif. “Kita saat ini berada di peringkat ketiga, naik satu tingkat dari tahun sebelumnya dalam peringkat ekonomi dan keuangan syariah. Sektor pariwisata ramah Muslim Indonesia bahkan berada di peringkat satu dari laporan Global Muslim Travel Indeks 2023,” ujarnya.

Sementara dari sisi keuangan, imbuh Juda, sektor perbankan syariah dalam pembiayaan ekonomi juga meningkat di tahun 2023.

Pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil tumbuh 15,8 persen di atas pertumbuhan kredit secara keseluruhan atau nasional, sebesar 10,5 persen.

Baca juga : Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI Raih Indonesia Best CFO Award 2024

Kinerja keuangan sosial syariah ZISWAF (Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf) juga tumbuh positif. Bahkan inovasi yang dilakukan dalam mengembangkan instrumen syariah, seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) sudah diakui dunia internasional sebagai inovasi yang memiliki dampak bagi ekonomi syariah secara global.

Menurut Juda, di tengah capaian tersebut, perjalanan Indonesia masih panjang dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, karena masih dihadapkan oleh berbagai tantangan. Seperti upaya peningkatan produksi dan ketersediaan produk halal, yang secara global, Indonesia masih tertinggal dari sisi produk halal.

Kemudian tantangan selanjutnya, mendorong inovasi keuangan syariah yang masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) .
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.