Dark/Light Mode

Green Technology: Penerapan Green Building Sebagai Upaya Pencapaian SDGs 2045

Kamis, 18 April 2024 22:54 WIB
Ilustrasi Green Technology (Foto: Pixabay.com)
Ilustrasi Green Technology (Foto: Pixabay.com)

Tema polusi udara semakin mendapat perhatian selama dekade terakhir. Polusi udara adalah kontaminasi lingkungan dalam atau luar ruangan oleh zat kimia, fisik, atau biologis apa pun yang mengubah karakteristik alami atmosfer. Alat pembakaran rumah tangga, kendaraan bermotor, fasilitas industri dan kebakaran hutan merupakan sumber pencemaran udara yang umum. Polutan yang menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat meliputi materi partikulat, karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara luar dan dalam ruangan menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit lainnya serta merupakan sumber penting kesakitan dan kematian.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa polusi udara luar ruangan menyebabkan lebih dari 3 juta kematian dini di seluruh dunia setiap tahunnya. Temuan mengesankan ini dipublikasikan pada 16 September 2015 di Nature oleh Lelieveld dkk. dari Institut Kimia Max Planck, Departemen Kimia Atmosfer, Mainz, Jerman. Data WHO juga menunjukkan bahwa hampir seluruh populasi global (99%) menghirup udara yang melebihi  batas pedoman WHO dan mengandung polutan  tingkat tinggi  , dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menderita paparan tertinggi.

Kualitas udara sangat erat kaitannya dengan iklim bumi dan ekosistem secara global. Banyak penyebab polusi udara (yaitu pembakaran bahan bakar fosil) juga merupakan sumber emisi gas rumah kaca. Polusi udara juga menyebabkan terjadinya global warming. Oleh karena itu, kebijakan untuk mengurangi polusi udara menawarkan strategi yang saling menguntungkan bagi iklim dan kesehatan, menurunkan beban penyakit yang disebabkan oleh polusi udara, serta berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Menerapkan konstruksi yang ramah lingkungan untuk penyehatan bumi dan penghuninya yang tidak hanya manusia tetapi makhluk hidup lainnya, kini menjadi bagian yang terpenting di dunia konstruksi dan arsitektur. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidaknyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon mesin fotocopy, polusi dari perabot dan panel kayu, asap rokok, dsb.

Baca juga : Telkom Dinobatkan Sebagai BUMN Terbaik Dalam Penanganan Krisis Di BCOMSS 2024

Menurut World Health Organisation (WHO), 30% bangunan gedung di dunia 
mengalami masalah kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep green architecture yaitu pendekatan perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisir berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep green architecture ini memiliki beberapa manfaat di antaranya bangunan lebih tahan lama, hemat energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih nyaman ditinggali, serta lebih sehat bagi penghuni. Konsep green architecture memberi kontribusi pada masalah lingkungan khususnya pemanasan global. Apalagi bangunan adalah penghasil terbesar lebih dari 30% emisi global karbon dioksida sebagai salah satu penyebab pemanasan global.

Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang 
terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep hemat energi yang tepat, konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya menambah investasi sebesar 5% saat pembangunannya.

Green Building dibangun dengan perencanaan energi modern. Selain dari sisi desain yang dipertimbangkan untuk meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga mengurangi penggunaan beban Air Conditioner (AC), pada atap gedung bisa dipasang panel surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung. Beberapa sudut pandang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut di antaranya adalah aspek Passive Design, Active Design, Kondisi Udara Ruangan, Management, serta Service & Maintenance.

Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktik arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.

Baca juga : Kementerian Pertanian Gelar Aksi Promosi Cabai Harga Petani

Konsep ‘green’ juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan energi (misalnya energi listrik), low energi house dan zero energy building dengan memaksimalkan penutup bangunan (building envelope). Penggunaan energi terbarukan seperti energi matahari, air, biomassa dan pengolahan limbah menjadi energi juga patut diperhitungkan. Arsitektur hijau tentunya lebih dari sekadar menanam rumput atau menambah tanaman lebih banyak di sebuah bangunan, tapi juga lebih luas dari itu, misalnya memberdayakan arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat bagi lingkungan, menciptakan ruang-ruang publik baru, menciptakan alat pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya.

Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai macam eksploitasi sumber daya alam tersebut.

Penerapan green architecture dan green building sebagai upaya pencapaian
sustainable architecture merupakan studi untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai makna penerapan green architecture dan green building yang timbul sebagai ekspresi bangunan. Yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara menerapkan perencanaan bangunan sejak awal berdasarkan konsep green architecture dan green building? Bagaimana mendesain sebuah bangunan yang 'green' sekaligus memiliki estetika bangunan yang baik? Karena bisa saja bangunan memiliki fasilitas yang mendukung konsep green, namun ternyata secara estetika terlihat kurang menarik.

Dalam hal ini, peran arsitek menjadi penting. Standar bangunan yang 'green' juga bisa menuntut lebih banyak dana, karena fasilitas yang dibeli agar bangunan menjadi 'green' tidak murah, misalnya penggunaan photovoltaic (sel surya pembangkit listrik). Teknologi agar bangunan menjadi 'green' biasanya tidak murah. Bagaimana konsep terapan green architecture dan green building dapat mendukung konsep arsitektur berkelanjutan?

Baca juga : Wapres Iran Apresiasi Upaya Pemberdayaan Perempuan Di RI

Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep ‘Green Building’ atau bangunan hijau mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari penentuan tapak sampai desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, daya tahan utilitas, dan kenyamanan.

Sustainable Architecture atau Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah konsep 
 terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu 
 konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan 
 dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, 
 seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja 
 arsitektur.

DILA SRI ISTIQOMAH
DILA SRI ISTIQOMAH
Pelajar SMA

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.