Dark/Light Mode

Menuju Kemandirian Teknologi: Potret Investasi Apple dan Tantangan Indonesia

Rabu, 24 April 2024 14:55 WIB
Pertemuan CEO Apple Tim Cook dan Presiden Jokowi (Foto: Setneg)
Pertemuan CEO Apple Tim Cook dan Presiden Jokowi (Foto: Setneg)

Angin segar bagi sektor perekonomian Indonesia. Kedatangan CEO Apple Tim Cook menjadi sinyal kuat bagi raksasa teknologi Amerika Serikat dalam membangun kerja sama di industri telekomunikasi. Ini bukan kali pertama perusahaan Apple melakukan kunjungan dan berinvestasi. Apple telah berinvestasi pada sektor manufaktur dan pengembangan SDM Digital di Indonesia.

Tim Cook menyambut keinginan Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai bagian dari Global Supply Chain Teknologi Apple. Tim Cook berencana menjadikan Indonesia sebagai pasar besar dan meningkatkan program pengembangan SDM melalui pendirian Apple Academy yang akan dibangun di Bali. Hal ini menjadi peluang bagi peningkatan ekonomi Indonesia.

Timbul pertanyaan, apakah rencana investasi ini dapat berjalan mulus dan menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang berjaya di kawasan maupun global? Terdapat beberapa catatan yang berangkat dari realitas investasi manufaktur teknologi di Indonesia.

Persiapan Pembebasan Lahan Pabrik dan Kawasan Industri

Investasi asing pada sektor teknologi memiliki angka yang fantastis. Tentunya akan berdampak secara multiplier effect bagi perekonomian nasional. Persiapan yang matang bagi eksekusi rencana investasi perlu diperhatikan. Raksasa teknologi manufaktur membutuhkan kesiapan infrastruktur yang memadai. Langkah awal dalam mempersiapkan infrastruktur dimaksud yakni ketersediaan lahan yang memadai.

Indonesia memiliki sejumlah kawasan industri yang tersebar di berbagai daerah, dari Pulau Sumatera di bagian barat hingga Pulau Sulawesi di kawasan timur Indonesia. Bukan menjadi persoalan jika pembangunan pabrik berada di salah satu kawasan industri yang ada. Akan tetapi menjadi masalah jika harus membangun sebuah kawasan baru bagi fasilitas pendukung industri teknologi ini. Mengingat kehadiran Tim Cook dan keinginan Presiden Jokowi untuk Apple melakukan ekspansi bisnis di Indonesia, tentunya akan memiliki nilai yang cukup besar.

Baca juga : Denny JA Jadi Pelopor Seni Rupa AI Di Indonesia

Masih teringat jelas permasalahan lahan warga Rempang di Batam, Kepulauan Riau, pada 7 September 2023. Pemerintah mendapatkan potensi investasi yang fantastis dari negara Tiongkok, namun di sisi lain persoalan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kawasan industri kaca terbesar ini mendapat penolakan dari warga masyarakat setempat. Masalah ini sempat menimbulkan konflik dan kerugian bahkan korban dari masyarakat setempat.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu mempersiapkan hal ini sedini mungkin sehingga tidak lagi menimbulkan persoalan yang berdampak langsung bagi masyarakat. Sebab investasi selalu beririsan dengan konflik. Para ekonom seperti Joseph Stiglitz dan Amartya Sen telah menyoroti pentingnya memperhatikan hak-hak masyarakat dalam kebijakan pembangunan. Mereka menganjurkan agar pemerintah dan investor memastikan bahwa perubahan lahan dilakukan secara transparan, adil, dan memperhitungkan kebutuhan serta kepentingan masyarakat yang terkena dampak. Hal ini diharapkan dapat mengurangi potensi konflik horizontal yang timbul akibat perubahan lahan oleh pemerintah atau pihak investor.

Tenaga Kerja

Proses manufaktur tidak terlepas dari tiga komponen utama, antara lain man (tenaga kerja), machine (mesin), dan method (metode kerja). Harmonisasi setiap komponen ini harus berlangsung dengan baik sehingga mampu melahirkan produk yang berkualitas baik dan unggul di pasarnya.

Kaitannya dengan rencana investasi Apple Corporation di Indonesia, ketiga komponen ini diemban kedua belah pihak, yakni pihak investor dan negara yang menjadi tujuan investasi. Apple tentunya telah memiliki format baku dalam hal metode kerja dan teknologi atau mesin yang digunakan. Teknologi yang digunakan pun tidak perlu diragukan lagi kemutakhirannya dalam menghasilkan produk unggul.

Indonesia bukan negara pertama di kawasan Asia Tenggara maupun Asia secara umum yang menjadi mitra Apple Corporation. Lebih dari dua dekade mereka telah melakukan investasi di Tiongkok. Lebih dari sembilan puluh persen perangkat mulai dari iPhone, iPad, maupun MacBooks diproduksi di negara ini.

Baca juga : Ini Jurus Kemenperin Antisipasi Dampak Memanasnya Timur Tengah Ke Industri 

Selain Tiongkok, negara yang menjadi mitra investasi Apple adalah negara tetangga kita yakni Vietnam yang juga merupakan bagian dari ASEAN. Bukan tanpa alasan Apple memilih Vietnam sebagai negara tujuan investasi. Mengingat lokasi negara Vietnam yang cukup dekat dengan kawasan manufaktur China yaitu Shenzhen, yang lokasi ini menjadi pusat manufaktur produksi perangkat Apple.

Selain faktor lokasi yang dipertimbangkan, faktor tenaga kerja merupakan hal terpenting. Faktor ini berkaitan dengan keterampilan atau kinerja dan upah. Salah satu tokoh industri yang terkenal dengan pemikiran terkait pemilihan upah kerja rendah namun dengan keterampilan yang baik adalah Andy Grove, mantan CEO Intel. Grove menekankan pentingnya memilih pekerja yang memiliki keterampilan yang dapat berkembang dan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan dalam lingkungan kerja dan teknologi.

Tenaga kerja Vietnam memiliki keterampilan yang mumpuni ditambah dengan upah kerja yang tidak terlalu tinggi dibandingkan negara tetangga. Berdasarkan data Goodstats, Vietnam menduduki peringkat ke-6 di ASEAN sebagai negara yang memiliki upah minimum pekerja terendah. Besaran upah Vietnam 168 dolar AS per bulan masih di bawah Indonesia yang memiliki upah minimum 188 dolar AS per bulan.

Berdasarkan laporan U.S. News Best Countries Rankings and Entrepreneurship Subranking tahun 2023, Vietnam menduduki peringkat ke-30 global untuk keterampilan kerja buruh. Lebih unggul dua angka dibanding Indonesia yang menduduki posisi ke-32. Inilah yang menjadi salah satu alasan Vietnam menjadi pilihan investasi Apple di kawasan Asia Tenggara dibanding negara-negara lain di kawasan.

Selain perihal upah dan keterampilan buruh, kondusivitas kerja pun menjadi hal yang tak bisa lepas dari perhatian investor. Hal ini berkaitan dengan aksi mogok dan demonstrasi buruh yang kerap kali terjadi. Pemerintah dan pihak pemodal harus bisa memainkan peran terbaiknya dalam menjaga harmonisasi antar stakeholder sehingga kondusifitas kegiatan bisnis dapat tetap terjaga.

Ketiga fakta tersebut perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia dalam menyediakan karpet merah investasi bagi raksasa korporasi teknologi Apple. Memang untuk menjadi seperti Vietnam, China, maupun India saat ini dibutuhkan waktu yang cukup panjang. Namun bukan berarti saat ini kita tidak berbenah sama sekali. Justru inilah momentum awal kebangkitan industri teknologi tanah air.

Baca juga : Lebaran Ketupat Manifestasi Kerukunan Masyarakat Indonesia

Transfer Ilmu Pengetahuan

Ada pepatah bijak yang mengatakan, "Bertemu dengan diri sendiri untuk membangun karakter. Bertemu dengan yang lebih pandai untuk memperoleh pengetahuan." Itulah filosofi dasar yang harus diterapkan dalam skema investasi Apple di Tanah Air. Apple telah melakukan langkah awal ini dengan mendirikan Apple Developer Academy di tiga daerah di tanah air. Tangerang, Surabaya, dan Batam menjadi daerah yang telah dijamah oleh Apple. Tim Cook dalam kunjungannya menyampaikan bahwa Bali akan menjadi daerah keempat yang akan menjadi pusat pengembangan SDM teknologi oleh Apple.

Ini adalah momentum kebangkitan Indonesia dengan mencetak generasi emas yang unggul. India di awal tahun 2000-an memulai langkahnya dalam mencetak SDM yang unggul. Kini mereka telah menikmati hasilnya. Kiranya pemerintah dapat meramu konsep pembangunan SDM Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh korporasi raksasa Amerika ini.

Amartya Sen dalam bukunya "Development as Freedom" (1999) menyatakan tujuan utama pembangunan ekonomi bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga peningkatan kualitas hidup manusia dan pemberdayaan individu. Ketiga poin di atas, apabila dieksekusi dengan baik, maka manfaat yang begitu besar akan dirasakan seluruh anak bangsa.

Kita bukan hanya membuka karpet merah investasi bagi setiap tamu kehormatan ekonomi bangsa, tetapi dari apa yang kita kerjakan membuka karpet merah bagi kita menyongsong kejayaan ekonomi bangsa di kancah dunia.

Muhammad Faisal Saihitua
Muhammad Faisal Saihitua
Muhammad Faisal Saihitua, Pengamat Industri Digital/Ketua DPP KNPI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.