Dark/Light Mode

Harga Minyak Melonjak

Himbara Siap Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Selasa, 23 April 2024 07:05 WIB
Ilustrasi kenaikan harga minyak mentah. (Foto: Pinterest/EconomicTimes)
Ilustrasi kenaikan harga minyak mentah. (Foto: Pinterest/EconomicTimes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memastikan sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi gejolak ekonomi global akibat memanasnya kondisi di Timur Tengah (Timteng).

Himbara telah melakukan strategi ketat dalam perusahaan, khususnya dalam mengantisipasi dampak volatilitas rupiah, suku bunga dan harga minyak seiring dengan meningkatnya intensitas perang di kawasan Timteng.

Ketua Umum Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengungkapkan, BRI akan menerapkan langkah ketat dalam rencana aksi korporasi ke depan.

Serta secara prudent dan terukur akan menjaga porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga dan harga minyak secara proporsional.

Baca juga : Perdagangan RI Dan Timteng Masih Aman

“Tentu seperti arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, kita akan melaksanakan stress test dan juga mempersiapkan berbagai skenario terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat ter­jadi pada perekonomian Tanah Air, karena dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik glob­al,” ucapnya di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Terpisah, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukri­yanto mengatakan, kondisi per­ekonomian Indonesia diprediksi tumbuh secara moderat sepanjang tahun ini. Sementara itu, risiko makro ekonomi berada di level tinggi selama semester pertama dan akan menurun ke level moderat pada semester kedua.

BRI telah menyiapkan be­berapa bauran strategi untuk mengantisipasi keadaan terse­but. Pada semester ini, mereka memilih untuk melakukan ekspansi kredit secara moderat, mengingat potensi pertumbuhan masih cukup baik.

Menurutnya, pengimplemen­tasian pedoman portofolio kredit (Loan Portfolio Guideline/LPG) dan pengawasan terhadap pinjaman bermasalah (Non Per­forming Loan/NPL) perlu di­perketat, karena adanya risiko makro ekonomi yang tinggi.

Baca juga : Normalisasi Ciliwung Kok Masih Mangkrak

Untuk itu, pihaknya mene­tapkan high coverage ratio terhadap peluang kegagalan dari masing-masing portfolio yang dikelolanya.

“Karena risiko makro eko­nomi yang tinggi juga akan membuat suku bunga berada di posisi yang tinggi,” katanya kepada Rakyat Merdeka.

Selain itu, bank ini melakukan simulasi stress test secara berka­la, untuk memastikan berbagai proyeksi bisnis yang telah dibuat tidak terlalu melenceng dari ke­nyataan dan mencari pendanaan dengan tenor jangka panjang.

Dari sisi pendanaan, BRI akan mengubah strategi untuk mencari sumber dana yang lebih murah, terutama melalui tabungan dan giro (Current Account Saving Account/CASA).

Baca juga : Sejarah Baru Garuda Muda

“Pentingnya tetap optimis namun tetap waspada. Indonesia tidak terlibat dalam berbagai konflik geopolitik yang terjadi di luar negeri, namun dampaknya terasa di tingkat makro ekonomi domestik,” ujar Amam.

Sementara, Corporate Secre­tary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Teuku Ali Usman meyakini, kondisi likuiditas saat ini masih solid kendati adanya fluktuasi nilai tukar, yang disebabkan oleh gejolak ekonomi dan geopolitik yang kian memanas.

Bank Mandiri menilai, dalam mengelola likuiditas pihaknya telah menerapkan strategi op­timalisasi pengelolaan aset liabilitas yang dipantau secara prudent dengan tetap menerapkan seluruh aspek dalam manajemen risiko.

“Termasuk di dalamnya risiko pasar maupun likuiditas,” kata Ali kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.