Dark/Light Mode

Harga Avtur Dan Nilai Kurs Sudah Naik

Garuda Minta Tarif Pesawat Dievaluasi

Jumat, 24 Mei 2024 07:05 WIB
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra.

 Sebelumnya 
“Ya (peninjauan ulang soal TBA) masih dalam pemba­hasan,” akunya singkat ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia tak menampik, jika ada maskapai penerbangan yang masih membukukan rugi.

Akumulasi kerugian itu, kata dia, terjadi akibat beban usa­ha yang ditunda pembayarannya selama masa pandemi Covid-19. Dan saat ini terdapat tantangan global supply chain untuk proses pemulihan armada.

Tak hanya itu, tantangan vola­tilitas harga avtur dan fluktuasi kurs juga harus diperhatikan dengan cermat.

“Tren peningkatan penumpang sudah membaik dari tahun ke tahun, walaupun secara umum maskapai belum memperoleh laba. Namun, berhasil mem­perkecil kerugian,” katanya.

Baca juga : Luhut: Mereka Yang Bully Nggak Senang Kita Maju

Ia juga melihat, adanya biaya operasional pesawat yang cenderung naik, baik pada biaya langsung maupun tidak langsung.

Karenanya, dalam menyika­pi persoalan ini, harus tetap memperhatikan share biaya bahan bakar, sewa pesawat dan perawatan pesawat.

Mengingat semua biaya terse­but 80 persen pembayarannya menggunakan dolar AS. Sedangkan pemasukan yang diperoleh maskapai dalam mata uang ru­piah. Sehingga cenderung tidak dapat menjual tiket pada harga Tarif Batas Bawah (TBB).

Untuk itu, imbuh Adita, Pemerintah telah mengatur besaran TBA sampai dengan TBB se­bagai bentuk perlindungan ke­pada konsumen. “Hal ini agar tidak dibebani biaya-biaya di luar kewajaran. Dan ini didasar­kan pada Undang-Undang (UU) Penerbangan,” terangnya.

Di kesempatan berbeda, Sek­retaris Direktorat Jenderal Per­hubungan Udara (Ditjen Hubud) Kemenhub Cecep Kurniawan mengatakan, dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) peri­ode 2025-2029, ada sejumlah isu strategis yang perlu dikedepankan dalam lima tahun mendatang.

Baca juga : DPRD Patok Peserta Nggak Nganggur Lagi

“Di antaranya terkait evaluasi harga tiket pesawat,” ujar Cecep saat membuka kegiatan FGD (Focus Group Discussion), di Jakarta, Kamis (16/5).

Selain itu, masih ada isu strategis lainnya, seperti pengem­bangan konsep hub dan spoke, pengembangan seaplane/water­base, dan peningkatan kinerja infrastruktur logistik (pelayanan kargo, khususnya di wilayah Timur).

Serta kapasitas dan ekspansi jumlah penumpang, hingga konek­tivitas dalam mendukung pertum­buhan ekonomi dan lainnya.

Ia menerangkan, setelah tiga tahun terdampak pandemi Covid-19, industri penerbangan dalam negeri mulai berangsur pulih.

Pada November 2023, Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) sempat mengusulkan kepada Pemerin­tah, agar meniadakan tarif batas atas tiket pesawat. Dan nantinya harga tiket pesawat diserahkan kepada mekanisme pasar.

Baca juga : Manchester City Vs Manchester United, Duel Panas Berburu Gelar

Saat itu, Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengungkapkan, tren dan dinamika industri penerbangan saat ini tidak terlepas dari harga avtur dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Kedua faktor eksternal terse­but, sulit untuk dikontrol oleh industri,” tukasnya. IMA

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 9, edisi Jum'at, 24 Mei 2024 dengan judul "Harga Avtur Dan Nilai Kurs Sudah Naik, Garuda Minta Tarif Pesawat Dievaluasi"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.