Dark/Light Mode

Pupuk Kujang Bantu Petani Kopi Selamatkan Hutan di Gunung Malabar

Kamis, 30 Mei 2024 16:03 WIB
Pupuk Kujang bantu petani kopi di kaki gunung Malabar.
Pupuk Kujang bantu petani kopi di kaki gunung Malabar.

 Sebelumnya 
Saat ini, ujar Rachmat, ada 50 orang petani bergabung dalam kelompoknya. Para penggarap bisa mendapat omzet hingga Rp 5 juta per bulan dari budidaya kopi.

“Karena kopi dari pegunungan Malabar ini punya prospek baik dan jadi salah satu komoditi unggulan Jawa Barat,” Rachmat menambahkan.

Selain mendapat pendampingan budidaya dari Pupuk Kujang, kelompok petani itu mendapat rekomendasi nutrisi tanaman, hingga sistem budidaya dan pemupukan berimbang.

Mantan polisi hutan itu menuturkan, saat program tersebut berjalan, sejumlah area yang dulu kritis kini telah lebat kembali.

Di antara deretan pohon-pohon besar, di puncak bukit, lereng dan lembah pegunungan kaki Malabar wilayah Kiarapayung, terhampar ribuan pohon kopi dengan tinggi sekira 2 meter.

Baca juga : Bantu Bencana Sumbar, Muzani Serahkan 500 Juta Hasil Lelang Sapi Ke Baznas

Pohon-pohon itu berderet rapi mengisi ruang di sela-sela pohon pinus, suren, dan eukaliptus.

Pupuk Kujang juga menerjunkan tim riset untuk nentukan pupuk yang baik bagi tanaman kopi.

Setelah dilakukan uji tanah di wilayah Kiarapayung, tim Pupuk Kujang memutuskan memberikan Jeranti, sebuah pupuk NPK dengan formula 18-10-14 yang diperkaya sulfur, magnesium, boron, zinc, dan tembaga sebagai mikronutrien, terbukti bisa mendukung pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah kopi.

Saat dilakukan uji coba, pupuk itu berhasil meningkatkan panen petani kopi, dari sebelumnya 1 ton per hektare, menjadi 2 hingga 3 ton per hektare.

“Dengan penggunaan jeranti, kebutuhan hara dan nutrisi tanaman kopi bisa dipenuhi dengan baik. Sehingga kesehatan tanaman pun meningkat,” kata Sarwendah dari Departemen Riset, Pupuk Kujang.

Baca juga : Gula Aren Banyumas Jadi Bahan Masakan Restoran di Belanda

“Alhasil, petani kopi tak perlu banyak menggunakan pestisida sintesis atau kimia pada tanaman mereka,” kata Sarwendah.

Saat ini, produk para petani kopi Kiarapayung sudah tersedia di berbagai marketplace. Kopi Kiarapayung juga bisa dinikmati langsung di Kiarapayung Garden Camp and Cofee.

Sebuah tempat berkemah di Banjaran. Di tempat itu, Rachmat mengolah dan meroasting kopi.

Melalui proses krusial ini, biji kopi ditentukan, apakah bakal terlahir menjadi kopi yang lezat, kopi biasa atau sekedar ampas.

Di tempat itu pula biji kopi disortir untuk dipastikan apakah layak disebut speciality atau kopi istimewa. 

Baca juga : Dubes Jepang Untuk Indonesia Masaki Yasushi Serahkan Penghargaan Kepada Persada Jabar

Rachmat biasa menggiling butiran kopi, menakar, memasak air hingga mendidih lalu menuangkan air sedikit demi sedikit ke kettle tepat di kertas penyaring yang berisi bubuk kopi pilihan.

Jika proses itu sudah dilakukan, tak lama lagi, tercium aroma wangi kopi yang semerbak.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.