Dark/Light Mode

Proyek Dimulai Tahun Depan

Dahana Bangun Pabrik Bahan Peledak Di Timor Leste

Rabu, 13 November 2019 22:44 WIB
Sejumlah karyawan PT Dahana bersiap bekerja Foto: dahana.id
Sejumlah karyawan PT Dahana bersiap bekerja Foto: dahana.id

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Dahana Tbk dipercaya Timor Leste untuk membangun pabrik bahan peledak di negara itu. Bahan peledak dibutuhkan Timor Leste untuk membuka lahan terkait pembangunan pelabuhan.

Presiden Direktur Dahana Budi Antono mengatakan, pembangunan pabrik bahan peledak di Timor Leste mulai dilakukan tahun depan. Pihaknya bahkan sudah
berkunjung dua kali ke Timor Leste untuk mematangkan proses pembangunan pabrik.

"Sama seperti Indonesia. Timor Leste ingin mandiri dalam bahan peledak. Jadi Dahana diundang untuk membuat bahan peledak," kata Budi dalam acara
Ngopi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Baca juga : Cek Kesiapan Atlet, Zainudin Amali Langsung Sambangi Pelatnas SEA Games

Diakui Budi, tawaran ini merupakan kesempatan bagi Dahana untuk mengembangkan pasar di luar negeri. Apalagi, saingan Dahana untuk proyek tersebut berasal dari negara lain.

"Timor Leste minta tolong Dahana melatih, kami langsung iyakan. Kalau Dahana menolak pasti orang Australia dan Selandia Baru yang datang. Kita harus
merebut pasar," tegas Budi.

Kata dia, pembangunan pabrik bahan peledak di Timor Leste menelan biaya sekitar Rp 10-15 miliar. Melihat kondisi di Timor Leste, Dahana memilih jenis bahan peledak yang anti air.

Baca juga : Mulai Tahun Ajaran 2020/2021, Kota Tangerang Terapkan E-Raport

Budi menyebut hal pertama yang dibangun di Timor Leste adalah on site plant (OSP). Nantinya bahan peledak yang diproduksi, akan dipakai Timor
Leste untuk hancurkan bukit-bukit di negaranya. Bekas bukit-bukit akan dipakai untuk bangun pelabuhan.

Meskipun akan ekspansi ke luar negeri, diakui Budi, Dahana justru alami penurunan dalam kinerja perusahaan. Hal ini dalam dampak dari tren negatif
industri pertambangan. Kondisi ini, kata dia, pernah dialami beberapa tahun lalu. Saat itu, bisnis bahan peledak di perusahaannya terganggu karena
anjloknya harga komoditas batu bara.

“Jadi contoh lima tahun lalu ketika harga batu bara turun juga berdampak ke Dahana karena suplai bahan peledak,” kata Budi.

Baca juga : Pulihkan Korban Trauma, Pertamina Bangun Sekolah Anak Percaya Diri di Makassar

Sebab itu, Dahana menyiapkan beberapa strategi agar bisnis penjualan bahan peledak bisa tetap berjalan. Caranya dengan melakukan kerjasama dengan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membeli bahan peledak dari Dahana. Tercatat, pembelian bahan peledak TNI baru sekitar 13 persen. Budi berharap
TNI bisa meningkatkan pembelian di Dahana menjadi 35 persen. Mengingat, bahan peledak yang diproduksi Dahana memiliki sertifikat dan sudah terbukti
kualitasnya.

Disisi lain, Dahana juga akan mulai merambah kepada bisnis lainnya. Misalnya bisnis properti seperti yang dilakukan perseroan di Banten dengan
membangun asrama. “Jadi bisa tertutup revenue-nya,” terangnya.

Budi optimis, dengan upaya-upaya yang dilakukan, kinerja perusahaan secara keseluruhan tidak terganggu. Pasalnya, Dahana akan mendapatkan uang
tambahan dari bisnis lainnya. “Kalau batu bara anjlok lalu kita ke konstruksi. Infrastruktur. Jadi tidak masalah,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.