Dark/Light Mode

Hadapi Resesi Dan Genjot Investasi

Jokowi Temui 10 CEO Kakap Korsel

Selasa, 26 November 2019 08:59 WIB
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kedua kanan) saat ASEAN Republic of Korea (RoK) CEO Summit, kemarin. (Foto: ANTARA FOTO/REUTERS VIA YONHAP)
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kedua kanan) saat ASEAN Republic of Korea (RoK) CEO Summit, kemarin. (Foto: ANTARA FOTO/REUTERS VIA YONHAP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Resesi global, mulai bikin Jokowi cemas. Untuk menangkalnya, Jokowi berencana bertemu 10 pemilik dan CEO kakap Korea Selatan. Tujuannya, untuk menggaet investor perusahaan tersebut masuk ke Indonesia. 

Sebelum bertemu CEO kakap, Jokowi mengingatkan masyarakat ekonomi ASEAN plus Korsel, soal resesi yang kian dekat dengan negara maju dan berkembang.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Republic of Korea (ROK) CEO Summit di Gedung Pertemuan Bexco II, Busan, Korea Selatan, Senin (25/11) waktu setempat.

Dijelaskan Jokowi, meski saat ini kemajuan industri sedang menyongsong 4.0 yang memberikan peluang yang sangat besar bagi ekonomi dunia. Namun di saat yang sama terjadi permasalahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Baca juga : Gelar Raker, APHI Genjot Ekspor dan Investasi Di Sektor Hutan

"Tantangan ini berupa meningkatnya tendensi nasionalisme dan populisme ekonomi di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan anti pasar bebas mengemuka pendekatan proteksionisme pun semakin mendominasi," kata Jokowi.

Ia menjelaskan, jika sebelumnya kerja sama ekonomi luar negeri lebih mengedepankan kolaborasi dan paradigma win-win, saat ini bergeser ke pendekatan transaksional.

Jika hal ini dibiarkan, maka terjadinya resesi ekonomi dunia akibat disfungsi sistem ekonomi dan keuangan global, serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia tahun 1930-an dapat terulang.

"Ini harus dihindari bersama, dan jadi tanggung jawab kita. Kondisi ini berpotensi menimbulkan kerugian yang sangat besar, mulai dari negara maju, emerging economies, terlebih negara berkembang. Dunia usaha juga akan mengalami kerugian yang besar," ujarnya.

Baca juga : Nasdem Pastikan Paloh Tak Kapok Temui Oposisi

Mantan Gubernur DKI ini juga meminta ASEAN dan Korsel mengatakan, tidak bagi resesi ekonomi global. 

Menurut dia, ASEAN dan Korsel harus merebut peluang dengan melakukan terobosan-terobosan agar ekonomi kawasan tak tergerus."Di tengah berbagai tantangan ini, masyarakat ASEAN dan Korsel harus merebut peluang besar dari perubahan zaman ini," tegas Jokowi.

Presiden juga  menekankan, bahwa ada tiga hal besar yang perlu dilakukan ASEAN dan Korsel, salah satunya yaitu, pembangunan infrastruktur yang berkualitas. Dengan begitu, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Infrastruktur harus dibangun secara maksimal, pembangunan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui terciptanya pusat-pusat ekonomi baru termasuk di daerah-daerah terpencil," kata Jokowi.

Baca juga : Atasi Masalah Investasi, Menteri Dideadline 30 Hari

Di periode kedua kepemimpinannya, Jokowi berjanji akan meningkatkan perekonomian melalui kerja sama infrastruktur dan konektivitas.

"Tahun depan Indonesia akan menggelar forum infrastruktur dan konektivitas di kawasan Indo Pasifik. Saya undang semua pelaku usaha untuk merebut infrastruktur dan konektivitas di Indonesia," jelas dia.

Selain menghadiri KTT ASEAN-Korsel, Jokowi berencana menggelar pertemuan dengan 10 pemilik dan CEO perusahaan kakap Korea Selatan. Pertemuan tersebut, bertujuan untuk menggaet investor perusahaan tersebut masuk ke Indonesia.[NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.