Dark/Light Mode

Moeldoko Bicara Soal Utang

“Bagaimana Bisa Membangun Jika Nggak Meminjam”

Rabu, 27 November 2019 07:51 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Foto:Fb/ksp)
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Foto:Fb/ksp)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi pembicara diskusi CEO Talk soal Utang Negara. Mantan Panglima TNI ini meminta agar pembangunan ekonomi melalui utang harus diluruskan. Karena bukan tanpa alasan pemerintah melakukan utang. 

"Ada dua teori dalam meminjam. Satu sisi moral hazard dan di sisi lain kita harus pinjam. Bagaimana bisa membangun kalau tidak meminjam?" katanya dalam diskusi CEO Talk di Jakarta kemarin.

Menurutnya, dalam menghadapi tantangan global, pertumbuhan ekonomi perlu terus dijaga. Namun, Indonesia terkendala dengan pembiayaan. Untuk itu, perlu melakukan pinjaman supaya bisa terus membangun di dalam negeri.

Moeldoko meminta masyarakat untuk tak anti terhadap langkah pemerintah berutang. Dirinya memastikan utang tersebut dipakai untuk agenda pembangunan Indonesia sesuai visi Presiden Jokowi.

Baca juga : Moeldoko: Bakal Ada Tambahan 6 Pos Wamen Lagi

Moeldoko menganalogikan sikap pemerintah meminjam utang seperti orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya. Tanpa berutang, Moeldoko menilai mustahil jika anak bisa mengenyam pendidikan tinggi. 

Karena untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi, dibutuhkan dana yang besar untuk berkuliah."Kalau saya orangtua punya anak, kalau tidak bertanggung jawab, saya hanya sekolahkan sampai SMA," ucapnya.

Selain itu, Moeldoko menilai investasi dan ekspor juga menjadi salah satu solusi agar pertumbuhan bisa terus berlanjut. 

Moeldoko menuturkan, ada sejumlah pertanyaan yang kerap ditanyakan para investor yang mau datang ke Indonesia, yaitu rantai logistik, stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan.

Baca juga : Hoaks, Berita Soal Pengamanan Gereja di Jakarta Saat Pelantikan Presiden

"Indonesia berani buat proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di tengah dinamika dunia. Gini ratio membaik, pengangguran cukup bagus angkanya," jelasnya.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai, pertumbuhan utang merupakan konsekuensi yang logis dari besarnya kebutuhan belanja pemerintah untuk menyediakan pelayanan dasar pada masyarakat dan menstimulus pertumbuhan ekonomi.

"Kita bisa saja mengerem utang tapi dampaknya banyak kebutuhan dasar tidak terpenuhi dan pertumbuhan ekonomi terhambat. Dampak akhirnya adalah pengangguran dan kemiskinan. Hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini tanpa berutang. Termasuk negara-negara maju," jelasnya.

Piter menegaskan, kalau pemerintah sudah mengelola utang dengan sangat baik, dan perlu diketahui bahwa keputusan berutang dibuat bersama baik oleh pemerintah maupun DPR.

Baca juga : Lewat Buku, Airlangga Ajak Bangun Industri Nasional

"Satu hal yg harus dipahami bahwa keputusan berutang itu tercantum dalam APBN yang diputuskan bersama oleh pemerintah dan DPR. Jadi pertambahan utang kita selama ini tidak bisa dibebankan semata ke pemerintah," ujarnya.[KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.