Dark/Light Mode

Ini Tugas Prioritas yang Perlu Dilakukan Ahok sebagai Komut Pertamina

Rabu, 27 November 2019 19:41 WIB
Fahmy Radhi (Foto: Istimewa)
Fahmy Radhi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, memandang, penetapan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komut Pertamina sudah tepat. Demikian juga penunjukan Condro Kirono sebagai komisaris Pertamina, sangat tepat. Alasannya, kapabilitas Condro Kirono dalam penyelidikan dan penyidikan saat di Kepolisian akan sangat bermanfaat dalam menghabisi mafia migas, yang masih bergentayangan.

Tantangan utama Ahok sebagai komisaris, kata Fahmy, tidak dapat mengeksekusi perbaikan yang harus dilakukan, kecuali melalui direksi. Namun, faktor Ahok diharapkan dapat melecut direksi untuk jalankan perbaikan di Pertamina, termasuk menggayang mafia migas.

Baca juga : Mendagri: Jadikan Perbatasan Sebagai Bumper Zone Untuk Pemerataan Pembangunan

"Prioritas utama Ahok untuk melecut direksi Pertamina adalah menurunkan defisit neraca migas, seperti diharapkan Presiden Jokowi. Caranya dengan menaikkan ekspor dan menurunkan impor migas," ujar Fahmy, Rabu (27/11).

Fahmy kemudian merinci hal yang harus dilakukan Ahok agar perbaikan di Pertamina bisa tercapai. Pertama, Ahok harus mendorong direksi untuk meningkatkan investasi penggunaan high technology dalam eksplorasi dan eksploitasi migas untuk menaikkan produksi migas.

Baca juga : Hari Ini, Ahok Dilantik Jadi Komut Pertamina

Kedua, Ahok harus mendorong direksi menyelesaikan pembangunan kilang minyak untuk menurunkan impor BBM. "Kalau tidak kunjung mendapatkan investor, Pertamina dapat membiayai dengan menerbitkan global bond. Dalam kontek inilah pergantian dirkeu cukup penting," ucapnya.

Ketiga, Ahok harus mendorong direksi mempercepat pengembangan EBT, dari B20 ke B30, dilanjut B100 untuk menurunkan impor solar dan avtur. "Kerja sama dengan Eny Italia untuk hasilkan B100 dengan bahan baki sawit harus segera direalisasikan," terang Fahmy.

Baca juga : Ahok Sudah Pasti Jadi Komut Pertamina

Keempat, Ahok secara sistemik dan terus menerus memaksa direksi memberantas mafia migas dan oknum internal yang menjadi sekutunya. Kelima, Ahok perlu melakukan pertemuan dengan Serikat Pekerja Pertamina.

"Pertemuan dengan Serikat Pekerja tidak mendesak, tapi perlu dilakukan. Pasalnya, Serikat Pekerja tampaknya sudah bisa menerima Ahok sebagai Komut, bukan Dirut Pertamina," tandasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.