Dark/Light Mode

Kawasan Jababeka Siap Sewakan Lahan Untuk Industri Hilir Baja

Kamis, 19 Desember 2019 12:05 WIB
President Development Center menyelenggarakan kuliah umum bertema Baja Lokal vs Baja Impor, di President Lounge, Menara Batavia, Rabu (18/12) pagi. Kuliah Umum yang dihadiri perwakilan mahasiswa, dosen, hingga pengusaha ini membahas tentang kondisi terkini industri baja di Indonesia.
President Development Center menyelenggarakan kuliah umum bertema Baja Lokal vs Baja Impor, di President Lounge, Menara Batavia, Rabu (18/12) pagi. Kuliah Umum yang dihadiri perwakilan mahasiswa, dosen, hingga pengusaha ini membahas tentang kondisi terkini industri baja di Indonesia.

RM.id  Rakyat Merdeka - Founder President University & Jababeka Group, Darmono memberikan dukungannya kepada pemerintah untuk menuntaskan persoalan industri baja dalam negeri.

Darmono menjelaskan, dukungan yang disiapkan Jababeka dengan menyediakan lahan khusus industri hilir baja. Dia mengklaim areanya mampu ikut mendorong industri baja nasional.

“Kami mendukung apa yang dilakukan pemerintah untuk mendongkrak kebutuhan baja nasional. Kami sendiri punya kawasan industri jikalau ada pengusaha yang mau mendirikan pabrik hilir baja di Indonesia," ujarnya di sela acara kuliah umum bertema Baja Lokal vs Baja Impor, di President Lounge, Menara Batavia, Rabu (18/12).

Baca juga : Nestle Diganjar Penghargaan Industri Hijau

Dia menjanjikan, di lahan kawasan Jababeka, industri bakal mendapatkan fasilitas serta infrastruktur yang sangat memadai. Sehingga dari lahan tersebut akan mendukung industri baja nasional. Terbukti dengan jumlah tenant yang saat ini lebih dari 2000 perusahaan dari 30 lebih negara.

"Kami juga ada di Kendal dengan luas 2.200 hektare, saat ini sudah ada 61 perusahaan yang bergabung dan harga tanah serta upah tenaga kerjanya relatif murah. Atau juga bisa di Morotai. Kami punya tanah seluas 1.101,76 Hektare, " ungkap Darmono.

Darmono juga menegaskan bahwa dengan memproduksi di Cikarang itu meski harga tanahnya tinggi tapi tetap untung. "Karena beban ongkos logistik disana jauh lebih murah," katanya.

Baca juga : Kemenperin Ajak Sektor Manufaktur Terapkan Industri Hijau

Darmono menambahkan bahwa perlunya Kementerian Perindustrian mensosialisasikan cara membangun industri baja dan baja apa yang dibutuhkan pasar. Sehingga tak hanya menyelesaikan masalah industri baja Indonesia tapi juga bisa membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi negara.

“Kuliah umum ini dihadiri akademisi, businessman dan government (ABG). Saya kira ini momen yang pas untuk kita bisa langsung bertukar pikiran mengenai solusi tepat agar industri baja Indonesia bisa bangkit lagi,” ungkap Darmono.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto menjelaskan diperlukan perbaikan kualitas dari baja lokal, yaitu lewat pemakaian teknologi baru, dan juga mendorong pabrik-pabrik baja lebih terintegrasi prosesnya untuk mengurangi hit loss.

Baca juga : Taspen Serahkan Manfaat THT Untuk Eks Menristek

Lebih jauh dia juga menerangkan bahwa impor saat ini tidak sepenuhnya bisa dihentikan total. Namun yang bisa dilakukan hanya membatasi dengan pertimbangan kebutuhan atau mengurangi volume impor baja.

"Jika saat ini impor dibatasi, yang ada malah akan mengancam industri hilir. Pasalnya industri tersebut masih cukup bergantung baja impor karena harga dan kualitas lebih baik," paparnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.