Dark/Light Mode

Usul Praktisi Tambang

Ini Cara Agar Smelter Tak Gampang Gulung Tikar

Jumat, 27 Desember 2019 21:00 WIB
Usul Praktisi Tambang Ini Cara Agar Smelter Tak Gampang Gulung Tikar

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah ingin menggenjot target pengolahan mineral di dalam negeri. Target ini direalisasikan dengan mewajibkan seluruh eksportir mineral kadar rendah untuk mendirikan pabrik pengolahan atau smelter di Tanah Air.

Menurut Praktisi Metalurgi Satyagraha Somantri, smelter nikel saat ini dominan mengadopsi dua jenis teknologi. Yaitu blast furnace dan rotary kiln electric furnace (RKEF). Padahal keduanya dinilai tidak cocok digunakan di Indonesia.

Baca juga : Korupsi RTH Bandung, KPK Jerat Makelar Tanah Jadi Tersangka

“Blast furnace itu bahan bakarnya pakai batu bara kokas, Indonesia tak punya banyak cadangan. Sehingga terkadang harus impor. Saat harga batu bara melambung, mereka tercekik, jadi tidak ekonomis. Lalu RKEF yang butuh energi listrik besar, sementara smelter dibangun mendekat ke area tambang di daerah pedalaman. Jangankan untuk melistriki smelter, warga saja susah dapat listrik di sana. Ini yang bikin kenapa smelter gulung tikar” ungkapnya dalam forum Focus Group Discussion yang diselenggarakan oleh lembaga konsultan pertambangan SiNU di Jakarta, Jumat (27/12).

Selain nikel, ia juga menyinggung soal pengolahan logam tanah jarang atau rare earth yang sedang dikembangkan oleh PT Timah. Logam tanah jarang baru diketahui belakangan sebagai mineral ikutan yang bernilai tinggi. 

Baca juga : Dipastikan Cerai Dari Garuda, Semoga Tak Ada Penumpang Sriwijaya Yang Dirugikan

“Ini membuktikan bahwa pada saat eksplorasi tidak dilakukan investarisasi menyeluruh soal kandungan mineral yang ada. Yang dilihat hanya timahnya saja,” tutur Satya.

Lebih lanjut, ia membeberkan soal sengkarut tumpang tindih kebijakan yang melilit konsesi PT Timah. Hal ini menyusul kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang meminta agar tidak ada aktivitas penambangan laut pada zona nol sampai dua mil.

Baca juga : Kemenperin Temukan Inovasi Cara Ubah Sampah Plastik Menjadi BBM

Masalahnya, sebagian besar sumber daya milik PT Timah berada di area laut. Sehingga apabila aturan tersebut diberlakukan, maka sumber daya PT Timah akan terpotong. 

“Kalau sumber daya dipotong, bagaimana mau mengembangkan logam tanah jarang. Mau menambang dari tailling (limbah) ? Saya yakin tidak akan ada yang mau mendanai, karena cadangannya menjadi tidak jelas,” tandasnya. [OKT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.