Dark/Light Mode

Bank Dan Fintech Didorong Bisa Berkolaborasi

Selasa, 28 Januari 2020 11:34 WIB
Bank Dan Fintech Didorong Bisa Berkolaborasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Maraknya perusahaan rintisan berbasis teknologi atau startup di bidang keuangan dianggap sebagian pihak sebagai lawan besar dari industri perbankan.

Namun Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto, mengingatkan bahwa perbankan dan startup di bidang Financial Technologi (Fintech) bukan bersaing.

Dia bilang keduanya adalah rekan yang saling melengkapi. "Narasi framenya jangan kalah atau siapa yang menang untuk bersaing. Perbankan dengan Fintech itu punya pasar di area masing-masing," katanya pada acara FGD bertema Dewasa dalam Menyikapi Pinjaman Online, yang digelar Indopos di Hotel Ibis Jakarta Slipi, Senin (27/1/).

Dia menjelaskan bahwa jika diadu secara head to head sampai saat ini menurutnya perbankan masih lebih unggul. Sebab, bank punya porsi dan pengalaman lebih besar dibandingkan Fintech.

Begitu juga dalam merangkul kebutuhan nasabah, menurutnya, bank punya segmentasi yang berbeda dari Fintech. Perbankan memiliki beberapa sektor yang menjadi fokus. Bahkan beberapa perusahaan bank menjadikan fokus bisnisnya sebagai ciri khas.

Baca juga : Demam Akhir Kisah Cinta Si Doel sampai ke Belanda 

Misalnya ada yang fokus di pembiayaan KUR, KPR, Pendidikan, Kesehatan, Agrikultur, Pariwisata dan lainnya. Bila menganggap Fintech peer to peer (P2P) sebagai pesaing, dari sisi penyaluran kredit, bank lebih unggul. Karena punya segmen kredit berbasis kepegawaian atau payroll.

"Perlu berkolaborasi jadi bukan bersaing tapi saling menaikkan inklusi keuangan. Apalagi bank saat ini seperti BNI untuk kredit konsumtif sudah bisa menyiapkan juga platform digital," jelas dia.

"Kami ada platform digital. Maka dalam hitungan jam sudah bisa cair," imbuhnya.

Sedangkan Fintech untuk urusan pendanaan meski segmentasi adalah individu dengan jumlah kecil tetap tak bisa dianggap remeh. Lewat teknologi, layanan kredit digital mencatatkan pertumbuhan sangat cepat.

Pendorong utamanya yaitu kemudahan pembukaan akun di Fintech yang memakan waktu singkat dan mudah. Khusus Fintech, seluruh proses pembukaan akun dan transaksi seluruhnya dilakukan dalam melalui aplikasi pada smartphone saja.

Baca juga : Hari Ini, KA Bandara Sudah Bisa Beroperasi Lagi

Ada perbedaan mencolok antara bank dan Fintech, yakni bank menghimpun dana masyarakat, sedangkan Fintech umumnya dana dari investor.

Bank memiliki aturan yang ketat, sementara fintech longgar. Adanya perbedaan tersebut dapat dikolaborasikan, misalkan bank menjadi investor fintech dan meminta fintech menjadi agen-agen penyalur dana di daerah-daerah.

Dia berharap, bank dan Fintech melakukan sinergi. Sinergi perbankan dengan Fintech akan memperkuat kemampuan pengenalan budaya dan karakter lokal di setiap wilayah oleh Fintech lending, melalui peran kantor-kantor cabang perbankan yang telah beroperasi sejak lama.

Kerja sama ini juga akan semakin memperluas daya jangkau pendanaan perbankan bagi publik dengan segmen pasar dan profil risiko yang berbeda.

Deputi Direktur Pengaturan, Penelitian dan Pengembangan Financial Technology (Fintech) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Munawar Kasan mengungkapkan, eksistensi Fintech di Indonesia telah ada 164 Fintech, terdiri dari 139 terdaftar dan 25 berizin. Yang model konvensional 152 Fintech dan syariah 12 Fintech.

Baca juga : Baznas Beri Servis Motor Gratis

Namun di luar itu, menurutnya, ada ribuan Fintech yang tidak berizin apalagi terdaftar yang bisa diartikan sebagai fintech ilegal.

"Sudah ada tindakan tegas untuk fintech ilegal, tapi satu ditutup, muncul lagi dengan nama yang lain," ungkap Munawar.

Dari Fintech yang ada, hingga Desember 2019, terdapat akumulasi dana sebesar Rp 81,50 triliun, meningkat 259,56 persen year to date dengan outstanding Rp 13,16 triliun meningkat 160,84 persen year to date.

Adapun akumulasi rekening lender mencapai 605.935 entitas, meningkat 192,01 persen year to date. Rekening borower 18.569.123 entitas, meningkat 329,95 persen year to date.

"Banyaknya pelaku Fintech karena adanya kebutuhan dari masyarakat," jelas Munawar. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.