Dark/Light Mode

PLTP Kamojang Unit 1, Cikal Bakal Pembangkit Geothermal Di Tanah Air

Sabtu, 14 Maret 2020 15:23 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang POMU milik Perusahaan Indonesia Power. PLTP Kamojang merupakan PLTP Pertama Panas Bumi Di Indonesia. (Humas : PT Indonesia Power)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang POMU milik Perusahaan Indonesia Power. PLTP Kamojang merupakan PLTP Pertama Panas Bumi Di Indonesia. (Humas : PT Indonesia Power)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi  (PLTP) Kamojang Power Generation O&M Services Unit (POMU) 1 merupakan cikal bakal munculnya pembangkit listrik gheotermal di tanah air.

Pembangkit yang memanfaatkan energi panas bumi terbesar dan pertama di Indonesia ini adalah milik Indonesia Power, Anak Perusahaan PT PLN (Persero). PLTP Kamojang pertama kali beroperasi pada Tahun 1982 dengan 1 Unit Pembangkit.

Rakyat Merdeka berkesempatan mengunjungi PLTP Kamojang POMU, di Kabupatan Bandung, berbatasan dengan Kabupaten Garut. Sumber panas bumi dikawasan ini ditemukan oleh Belanda, pada Tahun 1918. Kemudian Di eksploitasi dan dimanfaatkan pada eranya Presiden Soeharto.

Saat ini, Indonesia Power memiliki Unit Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berada di Kabupaten bandung. 

"Kamojang POMU mengelola total 7 unit pembangkit yang berkapasitas 375 MW yang terbagi di tiga sub unit. Tiga unit itu terdiri dari PLTP Kamojang, PLTP Darajat, dan PLTP Gunung Salak," papar Direktur Operasi I PT Indonesia Power M. Hanafi Nur Rifa'i, saat melakukan kunjungan ke PLTP Kamojang, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/3).

Baca juga : Tangkal Corona, Citilink Tebar Cairan Pembersih Tangan

Tampak hadir mendampingi, Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah, Head of Corporate Communication PT Indonesia Power Rahmi Sukma, dan Manager External Stakeholder Relation PT Indonesia Power M Suhada.

Hanafi menjelaskan, PLTP Kamojang sendiri ada 3 unit pembangkit dengan kapasitas sebesar 140 MW. Sedangkan PLTP Darajat yang berada di Kabupaten Garut dengan 1 unit, sebesar 55 MW. 

Adapun PLTP Gunung Salak di Kabupaten Bogor sebesar 180 MW dengan 3 unit pembangkit.  "Selain mengelola ketiga sub unit tersebut, Indonesia Power Kamojang POMU juga mengelola PLTP Ulumbu yang terletak di Nusa Tenggara Timur sebesar 10 MW," katanya.

Hanafi menegaskan, potensi pemanfaatan EBT bakal terus ditingkatkan. Lini bisnis Indonesia Power bergerak di bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit. Beragam tipe dan jenis pembangkit yang dimiliki perusahaan peraih Proper Emas itu tersebar di seluruh Indonesia. 

Jenis pembangkitnya mulai dari berbahan bakar fosil hingga energi baru terbarukan (EBT). "Total daya terpasang saat ini 16.376,6 Mega Watt. Dan untuk kapasitas pembangkit EBT saat ini mencapai 9,4 persen dari total daya terpasang yaitu sebesar 1.541,6 MW, dan tentunya akan terus dikembangkan," tutur Hanafi.

Baca juga : PGN Gasifikasi 52 Pembangkit Listrik PLN

Raih PROPER EMAS, Bina UKM

Head of Corporate Communication PT Indonesia Power, Rahmi Sukma menambahkan, bahwa PLTP Kamojang berkomitmen untuk tidak mengesampingkan aspek pencapaian kinerjanya. 

"Terbukti hingga Juli 2019, Kamojang POMU telah menunjukan kinerja baik dengan dibuktikannya pencapaian EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Force Outage Rate) sampai dengan Juli 2019 berada di angka 96,44 dan 0,68," tutur Rahmi.

Selain pencapaian itu, Kamojang POMU juga telah memenangkan beberapa penghargaan dalam bidang Lingkungan maupun CSR nya.

Salah satu yang baru saja diterima di Tahun 2019 adalah Penghargaan Proper Emas yang diterima dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan penghargaan Mitra Pembangunan Jawa Barat Program CSR/PKBL dari Gubernur Jawa Barat.

Baca juga : LPDB-KUMKM Sambangi Calon Penerima Dana Bergulir

"Sistem tata kelola yang baik dan selalu mengedepankan dan memperhatikan aspek keselamatan dan Lingkungan, sebagai salah satu kunci prestasi PLTP Kamojang," tegasnya.

Sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik, Indonesia Power Kamojang POMU melakukan Program Tanggung Jawab Sosial atau lebih sering dikenal dengan Program Corporate Social Responsibility (CSR), diantaranya adalah budidaya tanaman kopi pelag yang ditanam di kaki Gunung Papandayan.

"Tanaman kopi ditanam oleh mitra binaan sebagai tanaman penyangga untuk mencegah longsor di daerah pegunungan dan sebagai area tangkapan air yang fungsinya sebagai natural recharge sumber uap panas bumi," katanya.

Selain itu, Kamojang POMU juga melakukan pemberdayaan pada nelayan ikan di Situ Bagendit yang merupakan area obyek wisata di wilayah Garut, untuk membudidayakan ikan nila dan mengolahnya menjadi produk camilan bernama Laux Leutix. 

"Kamojang POMU juga melakukan program penanaman 1000 (seribu) pohon dalam periode hingga 2021 untuk mengurangi emisi CO2," demikian Head of Corporate Communication PT Indonesia Power, Rahmi Sukma. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.