Dark/Light Mode

Pabrik Semen Asing Diduga Picu Maraknya Tambang Ilegal di Tabalong

Rabu, 15 Januari 2020 15:19 WIB
Tambang liar di Tabalong, Kalimantan Selatan. (Foto: Istimewa)
Tambang liar di Tabalong, Kalimantan Selatan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Warga Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel), meminta Pemerintah segera menghentikan seluruh aktivitas tambang ilegal di daerahnya. Sebab, aktivitas itu sangat merusak alam dan merugikan warga.          

Ekspoitasi Sumber Daya Alam (SDA) di Tabalong ini berupa batubara. Eksploitasi berjalan 24 jam nonstop dilakukan sedikitnya 6 penambang ilegal di kawasan hutan produksi dan sumber daya alam, yang berada disekitar pemukiman warga.        

Baca juga : Kiper Muda Persija Terbang ke Italia

Warga beberapa kali protes dengan aktivitas ini, namun tidak ditanggapi. Kesal dengan itu, warga memasang portal serta papan pengumuman. Beberapa waktu, warga menghentikan 3 truk yang nekat melintas. Langkah ini disaksikan Ketua RT, Kepala Desa, dan aparat kepolisian. Truk kemudian diamankan ke Polsek Bintang Ara Tabalong.        

Camat Bintang Ara, Suriyadi, membenarkan kejadian itu. “Tidak dibenarkan jalan desa digunakan untuk mengangkut batu bara," tegasnya dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (15/1).        

Baca juga : Sukabumi Diguncang Gempa M5.0, Getarannya Terasa Sampai Pangalengan dan Cimahi

Ulunsani, salah satu warga Kabupaten Tabalong, menerangkan, dampak kerusakan akibat eksploitasi ilegal tambang tersebut sangat parah. Yaitu erosi, banjir, dan kekeringan di kawasan Kabupaten Tabalong, yang hanya berjarak sekitar 230 kilometer dari Petajam Paser Utara, calon ibukota baru.        

Ulunsani sempat menelusuri aktivitas tambang ilegal. Hasilnya, ternyata hasil tambang itu diperjualbelikan dengan sebuah perusahaan semen asal China. "Saya telusuri, saya tanya supir truk, semua dibawa ke perusahaan semen asal China. Sehari sedikitnya 50 truk", lanjut Ulunsani        

Baca juga : Sofyan Djalil Dapat Manfaat Tabungan Hari Tua Dari Taspen

Dia pun mendesak agar aktivitas itu segera dihentikan. Jika tidak, dia khawatir akan menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.      

"Kalau dilanjutkan, pasti akan konflik, kayak Sampit dulu. Ini kan persoalan sepele. Namun warga terbelah. Satu setuju dan satu lagi tidak setuju. Satu-satunya jalan stop tambang liar," pungkas Ulunsani. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.