Dark/Light Mode

Ditopang Ekspor, Neraca Perdagangan Kian Perkasa

Kamis, 16 April 2020 05:48 WIB
Ilustrasi pergerakan ekspor di Pelabuhan, yang berhasil meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
Ilustrasi pergerakan ekspor di Pelabuhan, yang berhasil meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.

RM.id  Rakyat Merdeka - Neraca perdagangan Indonesia pada triwulan I-2020, atau periode Januari-Maret mengalami surplus 2,62 miliar dolar Amerika Serikat (AS). 

Kenaikan ini diperoleh dari ekspor sebesar 41,79 miliar dolar sepanjang Januari hingga Maret 2020. Sedangkan impor hanya 39,17 miliar dolar. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, kinerja neraca perdagangan triwulan I-2020 yang surplus 2,62 miliar dolar juga masih lebih baik dari tahun lalu. Pada triwulan I-2019, neraca perdagangan justru defisit 0,06 miliar dolar. 

“Surplus didukung peningkatan ekspor non migas yang mencapai 39,49 miliar dolar atau meningkat 6,39 persen dibanding triwulan I-2020 sebesar 37,12 miliar dolar. Untuk share terbesar ekspor non migas berasal dari bahan bakar mineral senilai 5,46 miliar dolar (13,82 persen) serta lemak dan minyak hewan/nabati senilai 4,79 miliar dolar (12,13 persen),” kata Suhariyanto di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Sanksi Amerika dan Perjuangan Iran Hadapi Covid-19

Sementara untuk impor mencapai 39,17 miliar dolar, turun 3,69 persen dibandingkan impor triwulan I-2019 yang mencapai 40,67 miliar dolar. 

Untuk impor non migas mencapai 33,83 miliar dolar, atau turun 5,80 persen dibandingkan 35,91 miliar dolar. 

“Share terbesar impor non migas adalah mesin dan peralatan mekanis senilai 6,02 miliar dolar (17,81 persen), serta mesin dan perlengkapan elektrik 4,53 miliar dolar (13,38 persen),” ujarnya. 

Meskpun mengalami surplus, Suhariyanto juga memberi catatan khusus perihal kinerja impor Indonesia. 

Baca juga : Mentan dan Moeldoko Pantau Ketersediaan Pangan Tiap Provinsi

Di mana impor bahan baku dan barang modal mengalami penurunan. “Ini perlu diwaspadai. Impor bahan baku turun 2,82 persen dan impor barang modal turun 13,02 persen, yang kemungkinan besar akan berpengaruh pada pergerakan sektor industri, perdagangan, dan investasi,” ujar Suhariyanto. 

Dilanjutkannya, BPS juga mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus 743 juta dolar secara bulanan pada Maret 2020 di tengah wabah virus corona. Namun posisi ini lebih rendah dari Februari 2020 yang surplus 2,34 miliar dolar. 

“Surplus Maret terjadi karena nilai ekspor mencapai 14,09 miliar dolar atau tumbuh 0,23 persen dari 14,06 miliar dolar pada Februari 2020. Sementara nilai impor hanya mencapai 13,35 miliar dolar atau naik 15,6 persen dari 11,55 miliar dolar pada bulan sebelumnya,” kata Suhariyanto. 

Berdasarkan sektor, ekspor industri pertanian tumbuh positif 6,10 persen mount to mount (mtm). 

Baca juga : Negara Cekak, Pejabat Pasrah

“Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan cukup besar, di antaranya tanaman obat, aromatik, rempahrempah, buah-buahan, sarang burung, dan hasil hutan bukan kayu lainnya,” ujarnya. 

Sedangkan, ekspor industri pengolahan turun sebesar 0,20 persen (mtm). Beberapa ekspor hasil industri pengolahan yang menurun di antaranya kimia dasar organik yang bersumber dari minyak, pakaian jadi dari tekstil, barang tekstil lainnya, dan timah. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.