Dark/Light Mode

Perusahaannya Bermasalah

Amazon Masuk Indonesia Bisa Jadi Lintah UMKM

Kamis, 30 April 2020 07:46 WIB
Perusahaannya Bermasalah Amazon Masuk Indonesia Bisa Jadi Lintah UMKM

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana perusahaan raksasa e-commerce Amazon masuk Indonesia perlu dikaji ulang. Pasalnya, perusahaan besutan Jeff Bezos ini dikabarkan tengah bermasalah di Amerika Serikat (AS).

Hal ini lantaran Amazon diduga menggunakan data dari jaringan penjual pihak ketiga (data third party), dalam menemukan item atau produk terlaris apa yang terjual di negeri Paman Sam. Berikutnya, Amazon akan menyontek produk itu dan menjualnya ke pasar.

Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung khawatir, bila Amazon masuk Indonesia dengan menggunakan data dari jaringan penjual pihak ketiga seperti yang dilakukan di Amerika Serikat, bisa berefek buruk bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di negeri kita.

“Kita belum tahu bentuk yang ingin mereka (Amazon) jalankan di Indonesia. Apakah e-retail atau marketplace? Yang pasti kalau mereka menggunakan data dari jaringan penjual pihak ketiga dalam menjalankan e-retail, maka akan ada dampaknya bagi pelaku UMKM yang ada di Indonesia,” kata Ignatius di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Gegara Corona Jangan Sampai Lupa Tantangan Perubahan Iklim

Ignasius menegaskan, pihaknya sudah pernah mengingatkan kepada semua e-commerce yang mau masuk ke Indonesia. Jangan pernah menggunakan private label.

Tujuannya, agar pelaku UMKM lokal masih bisa berjualan di e-commerce dan tidak tersaingi oleh banyaknya gempuran yang datang dari luar negeri.

“Pemerintah juga belum membahas private label itu. Sampai sekarang, e-retail atau mereka yang menjalankan private label sudah banyak di Indonesia. Seperti e-retail raksasa Matahari dan sebagainya sudah private label di Indonesia,” terangnya.

Terkait hal ini, Ekonom Indef Enny Sri Hartati mencermati, bila Amazon masuk Indonesia menggunakan data jaringan penjual pihak ketiga, maka akan menjadi lintah bagi UMKM di Indonesia. Sebab, mereka akan banyak meniru produk-produk terbaik dan laku yang dipasaran Indonesia.

Baca juga : Pertamina Bagikan Puluhan APD dan Ribuan Masker ke RS di Tuban

“Data dari jaringan penjual pihak ketiga itu sangat penting. Setiap data itu juga penting. Jadi kalau data itu digunakan untuk meniru, maka akan berdampak tidak baik bagi pelaku UMKM yang ada di negeri kita ini,” kritiknya.

Ia berharap, kepada setiap platform e-commerce yang mau membuka investasinya di Indonesia, agar tetap netral dan mendukung kemajuan UMKM lokal yang sudah tumbuh berkembang di Indonesia.

Sementara, anak usaha Amazon, Amazon Web Service (AWS) berencana membangun tiga pusat data di Indonesia sekitar akhir 2021 atau awal 2022.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengungkapkan, Vice President Global Public Policy AWS Michael Punke membahas rencana tersebut di sela-sela penyelenggaraan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada Januari 2020.

Baca juga : Perusahaan Mulai Telat Bayar Bunga MTN, Indonesia Bisa Tiru Langkah The FedĀ 

Rencananya, pembangunan tiga pusat data di Indonesia diproyeksikan akan selesai pada 2022. AWS merupakan perusahaan layanan berbasis cloud computing yang didirikan Amazon sejak 2002. Pembangunan tiga pusat data di Indonesia membutuhkan investasi senilai 2,5 miliar dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.