Dark/Light Mode

Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Target, Tapi Masih Paling Oke Dibanding Negara Lain

Rabu, 6 Mei 2020 12:49 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Foto: Istimewa)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai sejak April-Mei dan menjangkau 70 persen wilayah ekonomi Indonesia, ditambah pertimbangan ekonomi dunia yang minus 2 persen, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2020 mencapai 0,4 persen, Triwulan III 1,2 persen dan Triwulan IV 3,1 persen.

Baca juga : Mereka Pejuang Ekonomi, Kartini Masa Kini

Pandemi Covid-19 berdampak pada pendapatan masyarakat , dan mempengaruhi kegiatan konsumsi, produksi, investasi, serta ekspor impor.

Baca juga : Kemenkumham: Mantan Napi Bikin Resah, Kami Masukin Lagi ke Penjara

Stimulus fiskal pemerintah, kebijakan restrukturisasi, pemulihan ekonomi, dan bantuan stimulus moneter dari BI diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Semester II. Terutama, di Triwulan IV.

Baca juga : Meski Menguat, Rupiah Masih Dibayangi Sentimen Negatif

"Tahun 2021 bisa lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi bisa 6,6-7,1 persen, kalau defisit fiskal berada di 3-4 persen. Kenapa? Karena di 2020 lebih rendah, best effect biasanya 2021 akan lebih tinggi. Secara statistik begitu. Apalagi, jika ditambah faktor-faktor pendukung seperti Covid-19 yang kita harapkan bisa segera selesai. Tahun 2022, kembali ke efek normalnya, karena best effect-nya sudah tak terjadi lagi,” pungkas Perry. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.