Dark/Light Mode

Kemendag Genjot Ekspor Mamin Di Tengah Covid-19

Jumat, 5 Juni 2020 13:01 WIB
Industri mamin. (Foto: ist)
Industri mamin. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah darurat Covid-19, Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong ekspor produk andalan Indonesia, salah satunya produk makanan dan minuman (mamin). Untuk mencapai target tersebut, Kemendag gandeng industri mamin.

“Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat di lapangan dalam pemetaan peluang dan tantangan ekspor tersebut, kami akan melakukan kunjungan ke beberapa eksportir utama nasional di Jabodetabek, salah satunya PT Mayora Indah,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Kasan seperti ditulis Jumat (5/6).

Mayora Indah, merupakan salah satu eksportir terbesar nasional yang memiliki lebih dari 80 jaringan distributor utama di dunia serta mengekspor ke lebih dari 100 negara. Pada Februari 2020, perusahaan ini telah mengekspor lebih dari 250 ribu kontainer mamin olahan ke berbagai negara. Produk utama Mayora di antaranya makanan minuman olahan dengan merek Kopiko, Torabika, Danisa, Energen, Beng-beng, Malkist, dan Le Mineralle.

Baca juga : Bos OJK: Sektor Keuangan Tetap Stabil Di Tengah Covid-19

Menurut Kasan, Mayora dan eksportir lainnya sedang menghadapi tantangan ekspor yang berat yaitu Covid-19 di dunia. Hal ini menyebabkan adanya berbagai kebijakan pembatasan sosial atau lockdown yang diberlakukan banyak negara tujuan ekspor, termasuk negara pemasok bahan baku di dunia.

Namun, adanya pembatasan tersebut tidak menyurutkan rencana ekspor. Bahkan produk mamin ini sangat dibutuhkan dunia. Di antaranya untuk meningkatkan imunitas dan stamina kesehatan masyarakat sehingga akan mengakibatkan terjadinya lonjakan signifikan perjualan, khususnya perdagangan melalui daring (e-commerce).

Kasan juga mengungkapkan, pada 2020 IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami tekanan cukup kuat. Tekanan tersebut diakibatkan pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk pasar ekspor tradisional Indonesia. Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, seperti Amerika Serikat dan China menjadi negara yang terdampak cukup parah.

Baca juga : Menperin Banjir Pujian

"Untuk menjaga kinerja ekspor Indonesia tetap tumbuh positif, Kemendag akan membidik peluang baru melalui ekstensifikasi negara tujuan ekspor ke negara-negara di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan termasuk Eropa," tutup Kasan.

Pangsa pasar ekspor makanan olahan Indonesia di dunia tercatat sebesar 1,20 persen pada 2019. Pada periode tersebut, neraca perdagangan makanan olahan Indonesia mengalami surplus sebesar 2,27 miliar dolar AS.

Pada 2019, ekspor makanan minuman olahan Indonesia tercatat sebesar 4,15 miliar dolar AS naik 3,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pada periode Januari-Maret 2020, ekspor produk andalan ini tercatat sebesar 951,11 juta dolar AS atau naik 5,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tren ekspor makanan minuman olahan Indonesia lima tahun terakhir (2015-2019) tercatat sebesar 8,99 persen, dimana ekspor pada 2015 sebesar 3,01 miliar dolar AS dan pada 2019 sebesar 4,15 miliar dolar AS.

Baca juga : SKK Migas Dan Kontraktor Kebut Proyek Migas Di Tengah Covid-19

Produk makanan minuman olahan Indonesia dengan nilai ekspor tertinggi pada 2019 yaitu makanan minuman olahan berbasis kopi sebesar 429,45 juta dolar AS (10,35 persen); olahan ikan sebesar 411,05 juta dolar AS (9,91 persen); berbagai jenis makanan olahan sebesar 390,09 juta dolar AS (9,40 persen); camilan wafer dan wafel mengandung kakao sebesar  322,88 juta dolar AS (7,78 persen); dan olahan udang sebesar 309,72 juta dolar AS (7,47 persen).

Sementara negara tujuan ekspor terbesar produk makanan minuman olahan Indonesia beserta pangsa pasarnya pada 2019 yaitu Filipina sebesar 779,88 juta dolar AS (18,80 persen); Amerika Serikat sebesar 730,44 juta dolar AS (17,61 persen); Malaysia 261,99 juta dolar AS (6,32 persen); China sebesar 249,00 juta dolar AS (6,00 persen); dan Jepang sebesar 224,60 juta dolar AS (5,41 persen). [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.