Dark/Light Mode

Belakangan Ini, Terlalu Banyak Kabar Berita Duka

Rabu, 6 Mei 2020 06:04 WIB
Ilustrasi kesedihan . (Foto: Istimewa)
Ilustrasi kesedihan . (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan ini, kita terlalu banyak menerima kabar duka. Mulai dari bencana alam, masalah ekonomi, kemiskinan, krisis pangan hingga pandemi corona yang belum juga reda. Ditambah lagi dengan wafatnya sederet tokoh. Semoga semua kabar duka ini segera berganti menjadi kabar suka...Aamiin.

Kemarin, satu lagi musisi kebanggaan Indonesia meninggal dunia. Dia adalah Didi Kempot. Kepergian “The Godfather of The Broken Heart” itu sampai jadi trending topic di Twitter. Para pejabat negara, termasuk Presiden, turut memberi ucapan duka cita.

Sebelum Didi, sederet tokoh tanah air telah lebih dulu pergi. Mulai Kepala PPATK Kiagus Badaruddin, Ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo, Wakil Jaksa Agung Arminsyah, dan musisi Glenn Fredly.

Baca juga : Lord Didi Berpulang, Sobat Ambyar Berduka

Wafatnya para tokoh itu, menambah rentetan kabar duka yang terus menerus diterima rakyat Indonesia. Sementara, Indonesia saat ini masih disibukkan dengan penanganan Covid-19. Lebih dari dua bulan berjuang, belum ada tanda-tanda berakhirnya pandemi. Jumlah yang positif kian hari kian bertambah.

Hingga kemarin sore, pasien yang positif corona telah mencapai 12.071 orang. Naik 484 orang dari hari sebelumnya. Yang meninggal 872 orang dan yang sembuh, 2.179.

Selama pandemi ini berlangsung, berbagai sektor terkena imbasnya. Ekonomi Indonesia jeblok, angka pengangguran meningkat akibat banyaknya pekerja yang di-PHK. Tentunya, jumlah orang miskin akan semakin tinggi.

Baca juga : Hati-hati Ancaman Cabin Fever, Jika Terlalu Lama Di Rumah

Data Kementerian Tenaga Kerja, 1,7 juta orang dipecat dan dirumahkan. Jumlahnya masih akan bertambah. Sebab saat ini Kemenaker tengah memvalidasi data yang lain. “Ada 1,2 juta yang akan terus kami validasi datanya,” ujar Menaker Ida Fauziya di Graha BNPB, Jumat (1/5) pekan lalu.

Bahkan, kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memperkirakan jumlah pengangguran mencapai 40 juta, atau 12 kali lipat lebih tinggi dari data Kemenaker. Di Jakarta ada 20 jutaan. Jadi mungkin sudah hampir 30 sampai 40 jutaan tenaga kerja yang sedang menganggur,” ungkap Waketum Kadin Suryani Motik pada hari yang sama.

Perkiraan itu bukan tanpa dasar. Kata Suryani, penyebabnya disumbang oleh ambruknya kegiatan UMKM yang nyaris terhenti selama pandemi terjadi. Padahal, sektor itu, adalah porsi terbesar pengusaha. Core Indonesia menyebut, dampak corona berpotensi menambah 5,1 juta hingga 12,3 juta orang miskin di dalam negeri pada kuartal II 2020.

Baca juga : Tanggapi Najwa Shihab, Arteria: Ini Puasa, Perbanyak Ibadah Bukan Gibah

Ekonom Core Akhmad Akbar Sutanto menjelaskan, jumlah itu tergantung dari seberapa parah penyebaran corona yang membuat PSBB harus diberlakukan di banyak wilayah. “Dengan menyebarnya pandemi dan diterapkannya PSBB banyak golongan masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, bahkan harus kehilangan mata pencahariannya,” ujar Akhmad kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.