Dark/Light Mode

BI Beberkan Indikator Stabilitas Rupiah, Ini Isinya

Jumat, 12 Juni 2020 17:15 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi yaitu perkembangan nilai tukar 8-11 Juni 2020. Pada akhir hari Kamis (11/6), rupiah ditutup pada level Rp13.950 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik  ke 7,16 persen. Sementara DXY melemah ke level 96,73 dan Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 0,669 persen.

"Pada pagi hari Jumat, rupiah dibuka pada level  Rp 14 ribu per dolar AS. Yield SBN 10 tahun stabil di 7,30 persen," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Onny Widjanarko, Jumat (12/6).

Baca juga : Menperin: Produk Industri Harus Jadi Tuan Di Rumah Sendiri

Dari sisi aliran modal asing (Minggu II Juni 2020) tercatat pada Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun naik ke 131,96 bps per 11 Juni 2020 dari 113,59 bps per 5 Juni 2020.

Berdasarkan data transaksi 8-11 Juni 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 8,04 triliun dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp 7,51 triliun, dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 531,66 miliar.

"Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 136,75 triliun," rincinya.

Baca juga : Kebijakan Pengendalian Transportasi di Tengah Pandemi Covid-19

Dari sisi inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Juni 2020, inflasi Juni 2020 diperkirakan sebesar 0,02 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya.

"Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,93 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,79 persen (yoy)," sebutnya.

Penyumbang utama inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas daging ayam ras sebesar 0,11 persen (mtm), telur ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,02 persen (mtm), tomat dan kentang masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm). 

Baca juga : Inggris Bantu Bikin Fasilitas Internet di Jabar

Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu bawang putih, cabai merah dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), cabai rawit, jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), serta gula pasir -0,01 persen (mtm).

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat, dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," sebutnya.

Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.