Dark/Light Mode

Demi Penuhi Kebutuhan Garam Industri

Menteri BUMN Pengen PT Garam Go International

Sabtu, 20 Juni 2020 06:16 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian BUMN memiliki rencana untuk mengakhiri ketergantungan kita dengan garam impor. Terutama yang digunakan untuk kebutuhan industri. Salah satu caranya, bekerja sama dengan negara lain.

Rencana ini diutarakan, Menteri BUMN, Erick Thohir dalam acara Ngopi Yuk Spesial bertajuk “BUMN Berjuang di Tengah Covid-19” yang disiarkan secara streaming melalui kanal Facebook dan Youtube Rakyat Merdeka, Kamis (18/06). 

“Saya sudah melihat perusahaan garam kemarin. Saya lihat BUMN kita masih fokus kepada garam konsumsi. Itu bagus untuk konsumsi. Tetapi garam untuk kebutuhan industri kita masih impor,” kata Menteri Erick. 

Untuk diketahui, meski Indonesia dikenal sebagai negara maritim, tapi jenis garamnya sulit dimanfaatkan untuk industri. Perusahaan garam dalam negeri hanya mampu mengolah garam lokal untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. 

Awal tahun ini keran impor garam industri tercatat sebanyak 2,92 juta ton. Angka itu naik 6 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 2,75 juta ton. 

Sebab itu, lanjut Menteri Erick, dibutuhkan inisiatif untuk mengatasi permintaan yang tinggi. 

Baca juga : Menteri BKS Pengen Moda Transportasi Umum Survive

Dia pun berencana mendorong PT Garam (Persero) melakukan investasi di luar negeri. Namun hal ini masih akan dibahas dengan kementerian terkait. 

“Kami mau coba juga untuk investasi di luar negeri. Jadi walaupun impor, tapi itu kan tetap barang kita-kita juga. Kan kita investasi. Memang cara ini tidak bisa instan atau tidak bisa besok langsung dilakukan,” terangnya 

Menurutnya, kebutuhan garam industri yang besar di Indonesia harus diimbangi dengan ketersediaan stok. Dalam persoalan impor garam diperlukan inisiatif dan strategi. 

“Ini karena garam kita tidak sesuai dengan kriteria untuk industri. Kondisi ini berbeda dengan di negara lain, yang garam industrinya sudah seperti padang pasir, banyak,” tegasnya. 

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk mengatakan, kebutuhan garam industri yang besar memang membutuhkan terobosan. 

“Diperlukan juga kelonggaran dalam pemberian kuota garam impor untuk kebutuhan industri,” katanya kepada Rakyat Merdeka. 

Baca juga : Penuhi Kebutuhan Spesifik Perempuan dan Anak, IWAPI dan Kadin Dipuji Menteri PPPA

Dia memahami kuota impor garam yang diberikan tidaklah besar. Tapi jika ada terobosan BUMN untuk pemenuhan industri, pihaknya akan mendukung untuk memaksimalkan pemenuhan garam industri di Tanah Air. 

Asosiasi industri pengguna garam menegaskan mendukung terobosan Menteri Erick. Pasalnya, PT Garam merupakan perusahaan pelat merah yang sangat diharapkan sanggup memenuhi kebutuhan garam industri. 

Meski begitu, Tony menyarankan agar Kementerian BUMN bisa memaksimalkan teknologi hingga daya saing dari PT Garam. Dia khawatir PT Garam belum mampu go international tapi dipaksakan. 

“Usul saya sih, perbaiki dulu produktivitas PT Garam. Jangan mau go international tapi belum siap. Karena saya lihat itu PT Garam masih sangat tradisional,” pesannya. 

Lebih jauh ia menilai, untuk garam industri, salah satu wilayah yang sangat tepat adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

 “Itu cocok sebagai sentra produksi garam industri, karena memiliki lahan dan cuaca yang mendukung,” katanya. 

Baca juga : Kemenperin Siapkan Aparat Industri Hadapi New Normal

Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi meminta PT Garam bisa memaksimalkan produksi garam. Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Amalyos bilang, ada beberapa permasalahan utama pergaraman nasional saat ini. 

Pertama, kuantitas atau jumlah produksi yang dihasilkan masih belum bisa mencukupi kebutuhan industri sebagai bahan baku. 

Kedua, garam yang dihasilkan, baik dari tambak garam rakyat dan juga oleh PT Garam masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri, yang memerlukan garam sebagai bahan baku. “Terus di sisi kualitas juga masih kurang,” terangnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.