Dark/Light Mode

Kinerja Lippo Karawaci Solid Karena Bisnis Terdiversifikasi

Rabu, 1 Juli 2020 07:15 WIB
Salah satu gedung milik Lippo Karawaci (Foto: Istimewa)
Salah satu gedung milik Lippo Karawaci (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja PT Lippo Karawaci (LPKR) di kuartal pertama 2020 masih cukup positif meski situasi ekonomi dan bisnis tengah dihantam Covid-19. LPKR mencatat, pendapatan tumbuh sebesar 8,5 persen di tiga pilar bisnis. Yakni pengembangan real estat meningkat sebesar 12,3 persen, manajemen dan layanan real estat naik 7,3 persen dan manajemen dana/investasi naik lebih tinggi sebesar 17,7 persen. Ada pun penjualan pemasaran meningkat 13 persen Year on Year (YoY) menjadi Rp703 miliar dari Rp623 miliar di kuartal pertama 2019.  

Pengamat Pasar Modal Riska Afriani mengatakan, kinerja LPKR masih mencatat pertumbuhan positif karena di kuartal pertama 2020 terdapat sejumlah produk baru yang diserap oleh pasar cukup tinggi, terutama di sektor landed house. Faktor pendorong lain, karena dukungan pendapatan berulang dari sejumlah anak usaha, terutama di sektor kesehatan yakni PT Siloam International (SILO). 

“Kinerja LPKR banyak didukung oleh recurring income (pendapatan berulang), pendapatan dari rumah sakit berkontribusi positif, kemudian sektor residensial cukup tinggi. Karena ada diversifikasi tadi LPKR bisa kuat, bertahan, emiten yang tidak ada recurring income akan berat,” ujar Riska.

Baca juga : Menkeu: Kendalanya Di Administrasi dan Verifikasi

Hanya, Riska memberi catatan, beberapa sektor properti lain seperti hotel, perkantoran, mall, setelah Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia lalu diterapkan pembatasan sosial yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mulai bulan April menjadi lesu dan kebijakan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi emiten properti. Karena banyak mall tutup, kantor tutup. 

Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga membuka peluang baru, dimana masyarakat mulai sadar ada work from home, sehingga sektor properti seperti landed house masih tumbuh positif, terutama untuk rumah pertama. Ada pun untuk rumah kedua, yang biasanya untuk investasi, trennya memang masih belum tinggi karena saat ini fokus masyarakat banyak ke produk kesehatan dan menahan dulu berinvestasi ke properti. 

Alhasil, di kuartal dua, kinerja emiten properti tidak akan sekinclong di kuartal pertama. Namun di kuartal ketiga, terdapat peluang untuk pulih lagi dari sisi kinerja asalkan Covid-19 benar-benar bisa ditekan.  

Baca juga : Era Normal Baru, Telkom Genjot Bisnis ICT Korporasi

Menurut Riska, dalam jangka panjang sektor properti akan tetap positif didorong sejumlah kebijakan. Antara lain didukung suku bunga The Fed yang bertahan di nol persen dan diprediksi akan bertahan hingga akhir 2021, sehingga akan ada peluang investasi asing masuk ke Indonesia untuk mencari return lebih. Faktor pendukung lain, kebijakan pemerintah yang menurunkan suku bunga, yang dimaksudkan untuk menaikkan daya beli juga akan mendorong kinerja sektor properti meski dari sisi penyesuaian suku bunga kredit akan memerlukan waktu beberapa bulan. 

“Sektor properti dalam jangka panjang akan tetap dicari. Belum lagi, The fed pertahankan suku bunga dan ini indikasi akan sampai 2021, artinya dana dari asing potensi asing masuk ke Indonesia. Suku bunga turun juga, otomatis orang jadi lebih tertarik untuk beli properti,” ujar Riska. 

Yang pasti, ditegaskan Riska, agar emiten properti mampu bertahan, mereka perlu melakukan berbagai strategi dan inovasi yang sesuai dengan perkembangan terkini juga memanfaatkan berbagai saluran promosi, terutama menggunakan channel digital. Kemudian, mempersiapkan dengan matang berbagai strategi menghadapi dampak terburuk dari Covid-19, termasuk mengelola arus kas alias cash flow di tengah penurunan permintaan dan tak kalah penting melakukan efisiensi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan.   

Baca juga : Menteri Tito Tak Larang Ojol Dan Opang Beroperasi

Sebelumnya, John Riady CEO LPKR mengatakan, pada kuartal pertama 2020, Lippo Karawaci terus menunjukkan kemajuan pada rencana transformasi bisnis perusahaan. Penjualan pemasaran mencapai Rp703 miliar atau 28 persen dari target di 2020 sebesar Rp2,5 triliun. Lebih penting lagi, penjualan LPKR didorong oleh peluncuran yang sangat sukses di Waterfront Estates di Cikarang.  

“Kami akan meluncurkan proyek perumahan baru di kota Lippo Village kami di Karawaci, menargetkan segmen kelas menengah dengan harga yang sangat menarik. Dalam waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, LPKR terus menekankan kehati-hatian dalam mengelola arus kas, dan tetap fokus pada keunggulan operasional di bisnis inti, properti, dan layanan kesehatan," tegas John. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.