Dark/Light Mode

Tanpa Bahaya TAR

Ahli Toksikologi Univ Airlangga : Tembakau Alternatif Turunkan Jumlah Perokok

Rabu, 15 Juli 2020 18:48 WIB
ilustrasi/net
ilustrasi/net

RM.id  Rakyat Merdeka - Ahli Toksikologi Universitas Airlangga Shoim Hidayat, menjelaskan rokok memiliki kandungan TAR (Total Aerosol Residue) yang bisa memberikan dampak buruk kepada kesehatan. Kandungan tersebut tidak terdapat dalam produk tembakau alternatif.

Menurut dia masyarakat dewasa yang ingin berhenti merokok bisa mengalihkan kebiasaan dengan menggunakan produk tembakau alternatif.

Produk tembakau alternatif merupakan penghantar nikotin yang dapat membantu perokok dewasa yang ingin berhenti merokok secara bertahap.

"Jadi tujuan produk tembakau alternatif ini agar para perokok bisa memperoleh nikotin melalui produk yang risikonya lebih rendah. Karena berdasarkan hasil sejumlah kajian ilmiah, pemerintah seharusnya memfasilitasi dan mendukung peredaran produk tembakau alternatif," jelasnya dalam keterangan persnya, Rabu (15/7).

Baca juga : Produk Tembakau Alternatif Dinilai Bisa Kurangi Jumlah Perokok 

Ia juga menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif terdiri dari berbagai jenis, misalnya vape dan produk tembakau alternatif yang kini sudah marak digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Produk tembakau alternatif meminimalisir risiko. karena tidak menghasilkan TAR, zat kimia berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran pada rokok.

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.

"TAR ini sebuah cairan kental yang warnanya kecoklat-coklatan yang terdiri dari senyawa yang sangat kompleks, ada lebih dari 4.000 senyawa dan sekitar 70 hingga 90 yang bersifat karsinogenik. Berdasarkan laporan IARC (International Agency for Research on Cancer) ada dua komponen yang berperan aktif sebagai karsinogen yaitu Benzopyrene dan Tobacco-specific nitrosamines (TSNA)," ujarnya.

Baca juga : Gandeng Telkom, Menko Airlangga Luncurkan Situs Kartu Prakerja

Lebih lanjut, Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya, mendorong pakar kesehatan dan akademisi di Indonesia untuk meneliti produk tembakau alternatif.

Tujuan dari penelitian tersebut untuk menciptakan informasi akurat bagi publik. Sebab, informasi mengenai produk ini masih minim lantaran belum banyaknya penelitian yang dilakukan di dalam negeri.

“Selalu menganalisis metode penelitian dan faktor-faktor perancu yang mempengaruhi hasil penelitian. Ketidaktepatan penggunaan alat atau tidak sesuai dengan kondisi nyata di dalam kehidupan sehari-hari juga dapat mempengaruhi hasil penelitian,” katanya.

Sayangnya, produk tembakau alternatif masih belum dimaksimalkan untuk menurunkan angka perokok global. Hal ini dibahas oleh peneliti, dokter, ilmuwan, perwakilan pemerintah dan parlemen, maupun berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia dalam Global Nicotine Forum ke-7 pada 11-12 Juni lalu.

Baca juga : Airlangga Hartarto Rekrut Profesional Dan Pengusaha

Gerry Stimson, salah satu pembicara di GFN sekaligus Profesor Emeritus di Imperial College London, mengatakan kehadiran produk tembakau alternatif menciptakan peluang besar untuk mendorong perokok beralih dari rokok.

"Sebab, berbagai strategi yang telah dilakukan para pemangku kepentingan terkait selama ini belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam menurunkan jumlah perokok di seluruh dunia yang telah mencapai 1,2 miliar jiwa," terangnya.

Rokok menurut dia adalah sistem pengantar nikotin yang memiliki risiko tinggi dan sekitar 7 juta orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.

"Jadi kehadiran produk tembakau alternatif benar-benar memberikan kita potensi besar untuk membuat orang beralih dari kebiasaan merokok. Namun, pengguna produk ini masih sangat minim, mungkin sekitar 3 persen atau 4 persen dari 1,2 miliar perokok," tukas Gerry Stimson. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.