Dark/Light Mode

Butuh Investasi Rp 80 Miliar

Luhut Mau Sulap Sampah Jadi Energi Terbarukan

Rabu, 22 Juli 2020 07:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pengelolaan sampah menjadi energi baru terbarukan (EBT). Pengelolaan ini membutuhkan nilai investasi sekitar Rp 70-80 miliar per unit.

Untuk mewujudkannya, Luhut meresmikan tempat pengolahan sampah dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah, yang disiarkan secara virtual, kemarin. 

Luhut didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Dalam peresmian, Luhut mengatakan, RDF bisa menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Karea, sampah-sampah di RDF akan diolah menjadi briket alternatif bahan bakar pengganti batubara. 

Baca juga : Mas Nadiem, Jadi Ini Gebrakanmu...

“Masalah sampah ini luar biasa. Pak Presiden sudah sejak 12 tahun, saat menjadi wali kota, program waste to energy belum tuntas. Nah sekarang ada RDF, ini bentuk konkret,” katanya. Luhut menjelaskan, pemerintah sepakat menggunakan teknologi RDF untuk mengurai 28 ribu ton sampah per hari. 

Ia memperkirakan nilai investasi untuk proyek tersebut Rp 70-80 miliar per unit. “Kalau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bikin banyak bisa turun (nilai investasinya),” ujarnya. 

Menteri ESDM, Arifin Tasrif menjelaskan, proses pengolahan sampah menjadi briket memerlukan waktu sekitar 41 hari. Briket dijual dengan harga Rp 300 ribu per ton atau 20 dolar AS untuk industri atau lebih murah dari batubara yang harga jualnya berkisar 40-50 dolar AS per ton. 

“Namun, energi briket ini tidak kalah dengan batubara, yaitu 3.000 kalori,” katanya. 

Baca juga : Program TOSS-GCB, Kolaborasi Olah Sampah Jadi Sumber Energi Alternatif

Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis Hidayat mengatakan, pembangunan RDF membutuhkan investasi sebesar Rp 90 miliar. 

Dalam pembangunan itu, pemerintah daerah memberikan hibah peralatan kepada pemerintah kabupaten melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Danis berharap pembangunan SDF akan menjadi titik balik pengelolaan sampah sehingga menjadi solusi paling tepat. 

“Kemudian atas koordinasi PUPR, kami memfasilitasi pekerjaan sipil konstruksi sampah,” ujarnya. 

Sekadar informasi, RDF akan mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari. Dengan total sampah tersebut, briket yang dihasilkan akan mencapai 30-40 ribu ton. 

Baca juga : Investasinya Rp 780 Miliar, PT PP Kebut Proyek PLTMG Bangkanai

Briket ini kemudian bakal digunakan untuk bahan bakar pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

Penggunaan briket sebagai bahan bakar, khususnya di industri diyakini bisa menurunkan emisi gas buang dan metana mencapai 19 ribu ton. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.