Dark/Light Mode

Program TOSS-GCB, Kolaborasi Olah Sampah Jadi Sumber Energi Alternatif

Selasa, 30 Juni 2020 16:59 WIB
Head of Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana (kiri) memperlihatkan penggunaan sampah olahan berupa pelet atau briket sebagai bahan baku synthetic gas (syngas)/Foto: Merry Apriyani
Head of Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana (kiri) memperlihatkan penggunaan sampah olahan berupa pelet atau briket sebagai bahan baku synthetic gas (syngas)/Foto: Merry Apriyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk pertama kalinya, Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) menjadi inisiator program pengolahan sampah sungai menjadi energi dalam bentuk briket atau pelet yang disebut Tempat Olahan Sampah Sungai Gerakan Ciliwung Bersih (TOSS-GCB).

Briket tersebut bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah bahkan LPG, baik untuk keperluan warung hingga industri.

Sungai Ciliwung telah lama dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Sayangnya, tercemar sampah plastik, domestik rumah tangga, dan juga biomassa. Melalui program TOSS-GCB, diharapkan seluruh stakeholders di sepanjang aliran Sungai Ciliwung mengembalikan fungsi sungai sebagai sumber air bersih," ujar Ketua GCB Peni Susanti.

Dengan berkurangnya sampah yang masuk sungai, lanjut dia, maka pemulihan air sungai sebagai bahan baku air bersih akan menjadi lebih cepat.

Baca juga : Masak Sehat Selama Berpuasa 18 Jam di Skandinavia

Sebagai perusahaan swasta yang turut mengembangkan Program TOSS-GCB, Head of Corporate Communications Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan, peran aktif Indofood terhadap pelestarian lingkungan terangkum dalam program Corporate Social Responsibility, Protecting The Environment. 

Indofood mendukung upaya kelestarian lingkungan, khususnya upaya pengelolaan sampah. 

“Jika ada sampah yang terkumpul, dapat diolah menjadi nilai tambah kepada masyarakat. Sekaligus akan mengurangi sampah mengalir ke laut," ujar Stefanus.

Penanganan sampah khususnya di daerah Jakarta umumnya memakai metode 3P (pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan).

Baca juga : Nurbaya Dorong Ekonomi Kreatif Sampah Jadi Energi Setrum Di NTB

Tetapi untuk sampah sungai, terdapat kendala di sisi pengumpulan dan pengangkutan sampah terutama bila sampah tersebut berjenis biomassa dengan dimensi besar dan padat sehingga pengolahannya menjadi tantangan tersendiri.

Menurut Pengawas Sungai Ciliwung Wilayah Tanah Abang, Ahmad Jidon, sebagian besar sampah adalah kiriman dengan jenis biomassa seperti kayu, bambu dan belukar rerumputan. Dengan program TOSS-GCB yang membutuhkan bahan baku dari sampah biomasa, permasalahan tersebut bisa terjawab.

“Bahkan bisa memberikan nilai tambah berupa energi panas dan energi listrik, sehingga sampah tidak mengalir dan menumpuk di hilir sungai. Setidaknya program TOSS-GCB akan memberikan manfaat mulai dari mandi cuci kakus (mck) hingga sumber air pertanian sayur mayur," sambungnya.

TOSS-GCB adalah konsep pengolahan sampah yang digagas oleh Supriadi Legino dengan menggunakan teknologi peuyeumisasi (Biodrying), hasil karya inovasi Sonny Djatnika Sundadjaja.

Baca juga : Komisi VI Dorong BUMN Kolaborasi Majukan Sektor Pertanian dan Agrobisnis

Proses TOSS-GCB dimulai dengan memasukkan sampah ke dalam box bambu berukuran setara dengan 1 ton sampah. Sampah dalam bambu tersebut kemudian disiram dengan biokativator yang akan membuat sampah menyusut hingga 50 persen dan mengering dengan tingkat moisture di bawah 20 persen dalam waktu 7 hari.

Selanjutnya sampah yang telah melalui proses peuyeumisasi tersebut siap untuk  dijadikan bahan baku energi berupa briket atau pelet dengan nilai kalori setara dengan batu bara. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.