Dark/Light Mode

Jangan Terpengaruh Ajakan Tarik Uang Tabungan

OJK Pastikan Kondisi Bank Nasional Sehat

Rabu, 5 Agustus 2020 05:35 WIB
Jangan Terpengaruh Ajakan Tarik Uang Tabungan OJK Pastikan Kondisi Bank Nasional Sehat

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah ancaman resesi ekonomi, ada saja oknum yang berusaha mengajak nasabah menarik simpanannya di bank. Masyarakat diminta mengabaikan segala ajakan yang bisa memicu kekhawatiran.

Kemarin, beredar broadcast via WhatsApp yang mengumumkan bahwa Indonesia akan masuk dalam resesi ekonomi. 

Masyarakat diimbau segera menarik dananya di bank sebagai antisipasi. Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menekankan, kondisi perbankan nasional aman. 

Sebab, OJK dan pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan agar semua sektor usaha, termasuk perbankan bisa survive. 

Baca juga : PLN Sukses Terangi 538 Pelanggan Di Pulau Sumba

“Juni 2020, menjadi level terendah bagi Indonesia, bahkan IMF (International Monetary Fund) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II menjadi minus. Namun kita tidak sendiri, bersama negaranegara lain, bekerjasama agar ekonomi tetap bangkit,” katanya saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, kemarin. 

Wimboh mengatakan, kondisi membaik pada Juli-September akan segera terlihat. Ia merinci, kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 2,27 persen di Juli 2020 atau senilai Rp 5.576 triliun. 

Angka ini naik dari bulan sebelumnya, di mana kinerja kredit hanya tumbuh 1,49 persen year on year (yoy). “Ini artinya apa? Tetap ada penyaluran kredit meskipun kecil, pertumbuhan kredit ini didorong penempatan dana murah pemerintah kepada perbankan sejumlah Rp 30 triliun kepada bank-bank BUMN, dan Rp 11,5 triliun kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD). Ini akan di-leverage sebanyak 3 kali lipat, berarti jumlahnya akan lebih besar lagi (penyaluran kreditnya),” sebutnya. 

Terpisah, Direktur CORE Indonesia Piter Abdullah menyarankan masyarakat jangan panik. Menurutnya, resesi merupakan suatu kondisi yang wajar terjadi, sebagai dampak dari terbatasnya aktivitas sosial ekonomi di tengah pandemi. 

Baca juga : Kementan Upayakan Langkah Stabilisasi Perunggasan Nasional

Dia menggarisbawahi, resesi bukanlah kiamat. Sebab, hampir semua negara mengalami resesi. Begitu pula Indonesia yang sudah berada di ambang resesi. 

“Tidak perlu panik, apalagi sampai berbondong-bondong tarik uang dari bank. Informasi itu sesat. Perbankan kita masih stabil. Percaya saja kepada pemerintah dan perbankan. Semua akan baik-baik saja,” tandasnya kepada Rakyat Merdeka. 

Piter mengingatkan, meski terancam resesi, posisi permodalan atau Capital Adequate Ratio (CAR) perbankan hingga saat ini masih di kisaran 20 persen. Posisi ini melampaui batas permodalan yang ditetapkan dalam ketentuan Basel I hingga Basel III.

“Kalau merujuk pada ketentuan Basel I yang membatasi CAR pada kisaran delapan persen. Jadi kondisi perbankan kita jauh di atas batas minimum permodalan untuk berjaga-jaga,” katanya. 

Baca juga : Diperpanjang 10 Kali Pun, PSBB Transisi Nggak Ngefek

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Fauzi Ichsan memastikan, akibat restukturisasi, segala pokok dan bunga ditangguhkan perbankan, dan ini tidak masalah selama dana pihak ketiga (DPK) diasuransikan. “Terlebih, sudah ada LPS yang meningkatkan cakupan jaminan kredit perbankan,” singkatnya.  [DWI]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.