Dark/Light Mode

Pupuk Indonesia Setor Rp 8,17 Triliun Ke Negara Dalam Bentuk Pajak dan Dividen

Jumat, 7 Agustus 2020 18:52 WIB
Produk urea PT Pupuk Indonesia
Produk urea PT Pupuk Indonesia

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PTPI membukukan setoran pajak dan dividen kepada negara sebesar Rp 8,17 triliun sepanjang 2019. 

Kontribusi dalam bentuk pajak yang dibayarkan Pupuk Indonesia Group di 2019 sebesar Rp 7,28 triliun, meningkat 32,94 persen dari 2018 sebesar Rp 5,48 triliun. Selain itu PTPI juga berkontribusi bagi negara melalui setoran dividen kas sebesar Rp 973,5 miliar. 


"Kontribusi dividen di 2019 meningkat dibandingkan dividen tahun sebelumnya yang sebesar Rp 768,8 miliar," terang Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 di Jakarta, kemarin.


Sepanjang 2019, Pupuk Indonesia berhasil mencatatkan performa keuangan positif di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,3 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 triliun, atau setara 103,01 persen dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp 3,60 triliun. 

Baca juga : Indonesia Sudah Merdeka 75 Tahun, Sabam Sirait Ajak Masyarakat Terus Galang Persatuan

Aas menegaskan, pihaknya tetap memprioritaskan penugasan dalam memenuhi kebutuhan dan stok dalam negeri demi. Khususnya pupuk bersubsidi. Adapun terkait kinerja penyaluran pupuk bersubsidi di 2019, perusahaan mencatatkan penyaluran sebesar 8.708.912 ton. 


"Kami tentunya mengapresiasi upaya anak perusahaan, khususnya produsen pupuk, dalam menjaga pasokan pupuk ke sektor subsidi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai alokasi," imbuhnya.


Positifnya kinerja di 2019, menurut Aas, juga didorong peningkatan efisiensi dan membaiknya penetrasi pasar ke sektor komersil. Di samping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana, dikarenakan perusahaan melakukan pelunasan pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp 9,7 triliun. 


"Penurunan ini sejalan dengan komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur sesuai dengan jatuh tempo pelunasan pinjaman," katanya.

Baca juga : Utangnya Tembus Rp 694,79 Triliun, Pengamat: PLN Tidak Akan Bangkrut


Pelunasan pinjaman juga berdampak pada arus kas perusahaan, yang tercatat sebesar Rp 11,97 triliun atau turun 66,3 persen dibanding realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,06 triliun. 


Faktor lainnya, sambung Aas, adalah adanya peningkatan kinerja dari anak-anak perusahaan non pupuk yang berada di bawah koordinasi Pupuk Indonesia. Antara lain PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, dan PT Pupuk Indonesia Logistik.


Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 triliun atau 100,96 persen dari target RKAP. Sementara, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 48 triliun. 


Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan, dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh pemerintah dan kas internal perusahaan. Sementara total ekuitas naik Rp 5,72 triliun dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 71,75 triliun.

Baca juga : Pusat Anggarkan Rp 15 Triliun Untuk Pulihkan Ekonomi Daerah


Dalam hal penjualan, perseroan terus meningkatkan penetrasi pasar ke sektor non PSO (Public Service Obligation). Sepanjang 2019, tercatat penjualan pupuk ke sektor komersil sebesar 3.872.740 ton untuk semua jenis pupuk, setara 111,61 persen dari target RKAP. Hal itu dikarenakan Perseroan berhasil menjaga daya saing, memanfaatkan tingginya permintaan dan momentum harga yang kompetitif di pasar. [DWI]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.