Dark/Light Mode

Demi Pulihkan Sektor Pariwisata

Luhut Undang Pekerja Asing Libur Sambil Kerja Ke Bali

Jumat, 14 Agustus 2020 07:28 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Pekerja asing dibolehkan untuk bekerja di Bali sambil berlibur. Langkah ini diambil demi menggenjot kembali pariwisata di Pulau Dewata tersebut

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan aturan untuk kebijakan tersebut. 

“Itu orang-orang bule, yang ahli teknologi, IT, mereka bisa work from Bali. Itu lagi kita pikirkan dan kita dorong. Tinggal aturannya sekarang lagi kita buat,” katanya dalam Rakerkonas Apindo virtual, kemarin. 

Meski demikian, kata Luhut, saat ini pemerintah masih fokus untuk mendorong kunjungan wisatawan domestik dalam upaya pemulihan pariwisata nasional. Pemerintah menargetkan, untuk mendorong kontribusi wisatawan domestik hingga 70 persen dari yang saat ini sebesar 50 persen. 

“Untuk turis asing, saya pikir sampai akhir tahun kita belum akan menerima. Biar saja kita konsolidasi sendiri. Saya sudah lapor ke Presiden bahwa kita ini duitnya cukup banyak karena tidak ada umroh sekarang. Itu kan hampir 500 ribu-1 juta orang yang punya dana pergi umroh,” katanya. 

Luhut juga mengatakan pemerintah ingin bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit internasional agar orang-orang Indonesia yang biasa berobat ke Malaysia dan Singapura tidak perlu lagi ke luar negeri untuk mendapat pengobatan. 

Baca juga : Minta Masukan Program Organisasi Penggerak, Kemendikbud Sambangi KPK

“Itu kita ingin belanjakan di dalam negeri, Rumah sakit pun kita ingin engage (terikat) dengan rumah sakit internasional seperti Mayo, Johns Hopkins atau rumah sakit terkenal lainnya, dan kita bikin di Bali,” katanya. 

Luhut juga menjelaskan, butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan kembali industri pariwisata di Indonesia pasca dihantam virus corona. 

Menurutnya, paling cepat dibutuhkan waktu sekitar sepuluh bulan agar pariwisata kembali normal. “Pemulihan sektor pariwisata ini perlu waktu dan tidak mudah. Dan ini yang paling cepat sebenarnya sepuluh bulan,” ujar Luhut. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juni 2020 hanya sebesar 160,3 ribu kunjungan. 

Jumlah ini turun 2,06 persen dibandingkan Mei 2020. Namun turun cukup dalam jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 88,82 persen. 

Secara kumulatif, dari Januari hingga Juni 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,09 juta kunjungan. Jumlah ini bahkan turun 59,96 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 7,72 juta kunjungan. 

Baca juga : Sektor Perumahan Dongkrak Pertumbuhan KPR

Genjot Dana PEN 

Selain itu, pemerintah juga tancap gas menyalurkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun. Pasalnya, batas penggunaan anggaran tersebut akan berakhir pada Desember 2020. 

Wakil Menteri BUMN yang juga Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan, batas waktu penggunaan anggaran PEN sesuai dengan langkah pemerintah dalam melakukan penanganan virus corona dan PEN. 

“Sekarang kita mikirnya ngasih uang, ngasih uang, dan ngasih uang lagi. Akan tahan berapa lama, 6 bulan, 9 bulan? Sedangkan anggaran Rp 695 triliun hanya sampai Desember 2020, meski itu belum diserap semua,” ujar Budi dalam acara virtual di Youtube, kemarin. 

Namun begitu, Budi tidak merinci batas waktu penggunaan anggaran yang diserap dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu. 

Apakah akan diperpanjang pada tahun 2021 bila penanganan PEN belum terealisasi secara maksimal atau tidak. 

Baca juga : Jadi Perusahaan Terbaik di Bidang CSR, Pertamina Sabet 5 Penghargaan

Ia menyebut, pemulihan ekonomi nasional jadi salah satu langkah pengobatan dampak pandemi virus corona yang dilakukan pemerintah di sektor ekonomi. 

Namun begitu, pihaknya tetap melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan dengan cara memberikan stimulus agar sektor ekonomi tidak semakin terpuruk. 

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pada pekan pertama Agustus 2020 realisasi program PEN baru mencapai Rp 151,25 triliun atau setara 21,9 persen dari pagu anggaran PEN Rp 695,2 triliun. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.