Dark/Light Mode

PSBB Transisi di DKI Diperpanjang, Mudah-mudahan Rupiah Nggak Tambah Nyungsep

Jumat, 14 Agustus 2020 09:59 WIB
PSBB Transisi di DKI Diperpanjang, Mudah-mudahan Rupiah Nggak Tambah Nyungsep

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah dibuka terus melemah. Hari ini, mata uang Garuda berada di level Rp 14.775 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,10 persen atau 15 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp 14.760 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia berada di zona merah. Di antaranya dolar Singapura juga melemah 0,04 persen, won Korea, Won turun 0,26 persen, yuan China turun 0,06 persen dan rupee India juga loyo di 0,02 persen. Hanya peso Filipina menguat 0,07 persen terhadap dolar AS.

Hari ini, rupiah terhadap euro pun harus melemah menjadi Rp 17.575,5 per euro, dari sebelumnya Rp 17.404,0 per dolar AS.

Baca juga : PSBB Transisi Fase I Diperpanjang Hingga 27 Agustus 2020

Sementara kemarin rupiah ditutup pada level Rp 14.775 per dolar AS atau melemah 15 poin (0,1 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level Rp 14.760 per dolar AS.

Menyoal ini, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim menyebut, jumlah positif Covid-19 nasional yang terus meningkat termasuk di Jakarta, membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Pelemahan rupiah bisa terdorong oleh sentimen domestik karena didorongnya PSBB transisi di DKI Jakarta, yang akhirnya diperpanjang," kata Ibrahim di Jakarta, Jumat (14/8).

Baca juga : Pekan Depan Pelanggar Ganjil Genap Bakal Di-sanksi

Sentimen eksternal datang dari AS, terkait pembicaraan stimulus fiskal yang masih diperdebatkan oleh dua kubu partai Republik dan Demokrat.

Kubu Partai Republik mengusulkan proposal stimulus baru bernilai 1 triliun dolar AS. Namun, kubu oposisi Partai Demokrat enggan menyetujui, karena merasa jumlahnya terlalu sedikit.

Sementara itu, sentimen positif global datang dari Rusia. Presiden Vladimir Putin mengumumkan penemuan vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V. Vaksin ini akan diproduksi massal mulai Oktober 2020 dan dipasarkan pada November 2020.

Baca juga : Warga Kurang Peduli, Pakai Masker Cuma Buat Aksesoris

Hingga saat ini sudah ada 20 negara yang memesan vaksin tersebut dengan total 1 miliar dosis vaksin. DWI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.