Dark/Light Mode

Muncul Lagi Wacana Penghapusan RON 88

Pertamina Tegaskan Masih Distribusikan BBM Premium

Jumat, 4 September 2020 06:17 WIB
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. (Istimewa)
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) menegaskan hingga kini masih menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Sebab, hal itu merupakan realisasi pelaksanaan penugasan dari pemerintah.

“Kami tetap menyalurkan dan menyediakan Premium atau RON 88 di 4.700 outlet atau SPBU yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, di samping jenis BBM lainnya,” ujar Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Jakarta, Selasa (1/9).

Dia memastikan, sepanjang peraturan berlaku, maka penugasan pun tetap dijalankan. Selain Premium, perseroan juga menyediakan jenis BBM Umum seperti Perta Series (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) dan Dex Series (Pertamina Dex dan Dexlite).

Dia menjelaskan, penugasan penyaluran BBM jenis Premium tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018 serta Kepmen ESDM Nomor 1851 K/15/MEM/2018.

Namun, dalam rangka mendukung agenda global untuk mengurangi kadar emisi gas buang kendaraan bermotor, dan sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2017, Pertamina juga konsisten mengedukasi konsumen dan mendorong penggunaan BBM dengan kualitas lebih baik serta lebih ramah lingkungan.

Baca juga : Jangan Khawatir, Pertamina Tetap Salurkan Semua Produk BBM, Termasuk Premium

“Sesuai kesepakatan dunia dan pemerintah, setiap negara berupaya menurunkan emisi karbon dan mengurangi polusi udara. Salah satunya dengan menggunakan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Fajriyah, sejak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi Covid-19, Program Langit Biru telah dijalankan dan dampaknya terlihat pada kualitas udara yang lebih baik.

“Untuk itu, kami akan mendorong masyarakat menggunakan produk yang lebih berkualitas,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, penghapusan BBM berkadar rendah sudah sangat mendesak. Namun, dia mengingatkan Pertamina harus memahami situasi saat ini yang sedang tidak normal akibat Covid-19.

“Menghapus produk BBM berkadar rendah memang program yang baik. Tapi, Pertamina juga masih harus menjalankan fungsinya dalam PSO (public service obligation),” kata Mamit kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Pengusaha Tunggu Langkah Tegas Basmi Baja Cap SNI Palsu

Dia mengimbau, agar sosialisasi untuk beralih mengonsumsi BBM dengan RON di atas 91 berjalan lancar sebaiknya menggandeng kepala daerah. Menurutnya, beberapa daerah di Jawa Timur ingin mengurangi konsumsi Premium.

“Sudah ada kepala daerah yang minta agar premium tidak perlu dipasok ke wilayahnya. Jadi, semuanya bisa dilakukan bertahap sambil menunggu membaiknya kondisi ekonomi. Dengan begitu, tidak memberatkan masyarakat,” sarannya.

Wacana penghapusan BBM jenis Premium muncul lagi setelah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Pertamina bersama Komisi VII DPR, Senin (31/8), Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra Mulan Jameela mempertanyakan wacana penghapusan BBM.

Mulan mengaku khawatir penghapusan Premium mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

“Sejauh mana Pertamina sudah melakukan pengkajian terkait rencana penghapusan Premium dan Pertalite ini? Apakah sudah menghitung dampaknya ke masyarakat? Mengingat saat ini sedang pandemi Covid-19. Karena apabila Premium dan Pertalite dihapus, tentu akan berdampak yang tidak baik untuk masyarakat,” tanyanya.

Baca juga : Jenderal Napoleon Nyerah Ditunjukin Rekaman CCTV

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengakui, pihaknya tengah mereview varian BBM berkadar RON rendah seperti Premium masih 88 dan Pertalite dengan RON 90.

Ia menjelaskan, selain Indonesia, saat ini tersisa tujuh negara yang masih menggunakan BBM dengan kadar RON di bawah 90. Yakni: Bangladesh, Uzbekistan, Mongolia, Ukraina, Mesir, dan Kolombia.

Berbeda dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, hingga Myanmar yang telah menggunakan BBM dengan RON 91. Begitu juga dengan Australia dan India. Artinya, Indonesia tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara yang sudah tidak menggunakan BBM dengan RON rendah. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.