Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

PSBB Jakarta Hari Ketiga, Rupiah Masih Tokcer

Rabu, 16 September 2020 10:27 WIB
PSBB Jakarta Hari Ketiga, Rupiah Masih Tokcer

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ketiga pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid II di Jakarta, nilai tukar rupiah masih terlihat digdaya.

Pagi ini, rupiah berada di posisi Rp 14.790 per dolar AS. Menguat 0,37 persen dibanding perdagangan Selasa (15/9) sore, yang mentok di level Rp 14.845 per dolar AS.

Penguatan terhadap dolar AS juga dialami mata uang Asia lainnya. Seperti yen Jepang, yang menguat 0,16 persen, dolar Singapura dan won Korea Selatan naik tipis 0,01 persen, dan dolar Taiwan menguat 0,27 persen.

Baca juga : Beda Nasib Dengan Rupiah, IHSG Dibuka Merah

Indeks dolar di pasar spot juga bergerak naik 0,04 persen ke posisi 93,084, dari level sebelumnya di angka 93,050.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro juga membaik. Naik 0,27 persen di level Rp 17.572 per euro. Rupiah terhadap dolar Australia juga naik 0,09 persen,  ke angka Rp 10.850.

Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean melihat, rupiah dan IHSG masih akan mengalami pergerakan. Ada potensi ke pelemahan.

Baca juga : Banyak Obat Kuat, Rupiah Bakal Makin Joss

Menurutnya, saat ini penguatan rupiah masih terdorong oleh sentimen pasar yang menunggu hasil keputusan rapat Bank Sentral AS The Fed, pada 15-16 September mendatang.

“Saya memperkirakan, hari ini nilai tukar rupiah bergerak pada level 14.800-15 ribu per dolar AS karena BI terus melakukan intervensi di pasar valas," imbuh Adrian dalam risetnya, Rabu (16/9).

Dilihat dari arah non-deliverable forward (NDF) offshore, angkanya masih bisa menyentuh level 15 ribu. Terhadap mata uang regional dan dunia lainnya, rupiah juga cenderung kurang begitu kuat.

Baca juga : Hari Pertama PSBB Jakarta, Rupiah Sukses Unjuk Gigi

Sementara mengenai melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) beberapa waktu lalu, Adrian menilai, hal tersebut disebabkan oleh general inconfidence atau ketidakpercayaan pasar secara umum terhadap prospek ekonomi ke depan, yang cenderung semakin melemah. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.